• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Tingkatkan SDM Unggul dan Berkualitas, Bupati Hendrajoni Serahkan Beasiswa SKSS kepada 15 Mahasiswa

15 September 2025

125 kali dibaca

Tingkatkan SDM Unggul dan Berkualitas, Bupati Hendrajoni Serahkan Beasiswa SKSS kepada 15 Mahasiswa

PESISIR SELATAN – Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, menyerahkan secara resmi beasiswa Program Satu Kecamatan Satu Sarjana (SKSS) kepada 15 mahasiswa penerima pada apel pagi di halaman kantor bupati, Senin (15/9/2025).

Turut mendampingi dalam penyerahan tersebut Wakil Bupati Risnaldi Ibrahim, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pesisir Selatan Yufrizal, Sekretaris Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Mawardi Roska, serta Ketua BAZNAS Pessel Yose Leonardo. Penyerahan disaksikan oleh para kepala OPD dan jajaran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.

Program SKSS ini diluncurkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pesisir Selatan bersama Pemerintah Daerah dalam rangka peningkatan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Melalui program ini, setiap kecamatan di Pesisir Selatan diharapkan mampu melahirkan minimal satu sarjana dari keluarga kurang mampu.

Adapun jumlah penerima tahap pertama sebanyak 15 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Kepada masing-masing mahasiswa diberikan subsidi biaya kuliah sebesar Rp2.500.000 setiap semesternya hingga mereka menyelesaikan pendidikan strata satu (S1).

Dalam sambutannya, Bupati Hendrajoni menekankan bahwa beasiswa ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para penerima. 

Ia berpesan agar mahasiswa belajar dengan sungguh-sungguh, menjaga disiplin, dan menjadikan pendidikan sebagai jalan untuk memperbaiki masa depan.

“Jangan aneh-aneh, kuliah yang benar, bisa bekerja, bisa membantu orang tua. Itu pesan saya. Program ini hadir agar mahasiswa dari keluarga kurang mampu memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sarjana dan mengangkat derajat keluarganya,” tegas Hendrajoni.

Ia menambahkan, manfaat dari program ini bukan hanya untuk mahasiswa penerima, tetapi juga bagi masyarakat secara luas. Dengan adanya sarjana dari setiap kecamatan, diharapkan akan lahir generasi baru yang mampu berkontribusi dalam pembangunan daerahnya.

Program SKSS ini diperuntukkan khusus bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu yang belum memiliki anggota keluarga bergelar sarjana. 

Para penerima telah melalui serangkaian seleksi ketat yang meliputi pemeriksaan administrasi, uji akademik, wawancara, hingga survei lapangan. Dari proses inilah kemudian ditetapkan 15 mahasiswa yang dinilai layak menerima bantuan beasiswa Satu Kecamatan Satu Sarjana Tahun 2025.

Ke-15 mahasiswa penerima beasiswa tersebut di antaranya adalah Ahmad Rantisi (STAI MA Bayang), Hijriani Febiola Sari (STAI Al-Kifayah Riau), Nabila Farhati Septiani (STAI MA Bayang), Mafatihur Rahmah A (Universitas Alifah), Ivon Prayanti (UIN Imam Bonjol Padang), Az-Zahra Latuhaisya P. (Universitas Negeri Padang), Dellya Gustina Putri (STAI MA Bayang), dan Nur Aisyah Fadya (UIN Imam Bonjol Padang).

Penerima lainnya adalah Zaliwa Nabila Insani (Universitas Negeri Padang), Junita Fefiola (Universitas Ekasakti), Julia Hasanah (Universitas Negeri Padang), Oki Despa Yuldi (STAI Balai Selasa), Salsabilla Mardi Jayanti (Universitas Syedza Saintika), Hafidzah (UIN Imam Bonjol Padang), serta Riska Amalia (Universitas Negeri Padang).

Masing-masing mahasiswa menerima bantuan sebesar Rp2,5 juta per semester hingga tamat kuliah. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban biaya pendidikan, menumbuhkan motivasi belajar, dan mengurangi risiko putus kuliah akibat keterbatasan ekonomi.

Ketua BAZNAS Kabupaten Pesisir Selatan, Yose Leonardo, menyampaikan bahwa SKSS merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga zakat dalam mendorong lahirnya generasi tangguh dan mandiri.

 “Program ini bukan hanya memberi bantuan kuliah, tetapi juga memberi harapan baru bagi keluarga miskin untuk bangkit melalui pendidikan,” ungkap Yose.

Ia menambahkan, BAZNAS akan terus mendampingi mahasiswa penerima agar tujuan program tercapai secara optimal. 

“Kami ingin mereka menjadi agen perubahan. Setelah lulus, para mahasiswa ini harus kembali ke nagari dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Itulah tujuan utama dari program ini,” tegas Yose.