Painan, Mei 2015.
Walinagari Amping Parak, Kecamatan Sutera, Pessel dinilai oleh tim uji kompetensi walinagari tingkat Provinsi Sumatera Barat, Selasa (19/5).
Kedatangan tim yang berasal dari berbagai unsur itu disambut Wakil Bupati, Editiawarman di kantor walinagari setempat. Pada acara tersebut hadir Camat Sutera, Fachruddin dan Kabag Pemerintahan Nagari Setdakab, Yesfi Nawiarsih.
Dalam sambutanya Editiawarman mengatakan, tugas dan wewenang serta tanggungjawab yang diemban walinagari hendaknya diikuti dengan pengabdian yang tulus dan ikhlas untuk kepentingan dan kemakmuran masyarakat.
Disebutkan, Nagari Amping Parak merupakan salah satu dari 182 nagari di Pessel. Nagari ini berpenduduk 8.902 jiwa atau 3.225 KK dengan mata pencarian 70 % petani, 20 % nelayan dan sisanya adalah pekerjaan lain.
Meskipun terdapat culture yang beragam, namun inilah yang menjadi alat perekat dan pemersatu bagi masyarakat dalam bahu membahu membangun nagari, sehingga memudahkan walinagari dalam menjalankan visi dan misinya.
Ditetapkannya Bustami sebagai walinagari berprestasi tingkat kabupaten tahun 2015 telah melalui uji kompetensi yang ketat.
Sebanyak 182 walinagari sudah dilakukan penilaian, sehingga berbagai terobosan dan kedekatannya dengan masyarakat, maka ditetapkanlah Bustami untuk mewakili kabupaten ini ke tingkat provinsi.
"Saya berharap dengan penilaian ini bisa menjadikan motivasi bagi walinagari lainnya. Khusus kepada Walinagari Amping Parak, kedepannya saya meminta agar tetap mempertahankan culture masyarakat yang beragam, namun damai dan bersahaja," ajaknya.
Sementara tim penilai walinagari berprestasi tingkat provinsi, Yohanes Dahlan mengungkapkan, penilaian kompetensi walinagari merupakan suatu kegiatan untuk mengevaluasi kinerja walinagari dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.
"Yang dinilai adalah bagaimana walinagari mampu bekerjasama dengan unsur terkait dan perangkat nagari demi kelangsungan program dan kegiatan pemerintah nagari dalam mensejahterakan masyarakat," terangnya.
Menurutnya, penilaian ini bukan hanya seremonial belaka, akan tetapi juga merupakan kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana peran serta masyarakat dalam pembangunan. (03)