• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
 Petugas Keswan Berikan Pelayanan Pengobatan Pada Sapi Sambil Melakukan Penyuluhan dan Sosialisasi Kepada Peternak

23 Januari 2022

283 kali dibaca

Petugas Keswan Berikan Pelayanan Pengobatan Pada Sapi Sambil Melakukan Penyuluhan dan Sosialisasi Kepada Peternak

Pesisir Selatan--Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan, melakukan pelayanan terhadap ternak yang sakit, dan yang mengalami gejala klinis lainnya yang bisa berdampak kerugian bagi pemilik ternak.

Upaya itu juga dilakukan terhadap ternak sapi milik anggota kelompok tani (Keltan) Panasahan Nagari Painan Selatan, Kecamatan IV Jurai pada Kamis (20/1) lalu oleh petugas Kesehatan Hewan (Keswan)  Kecamatan IV Jurai.

Tingginya ancaman penyakit ternak yang diakibatkan oleh pengaruh cuaca serta juga karena pengaruh kebersihan kandang, perlu mendapatkan perhatian petugas di lapangan.

Kepala Dinas Pertanian, Madrianto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan, Linda Mustika Rini, mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Minggu (23/1) bahwa pihaknya melalui petugas Keswan akan selalu cepat tanggap terhadap laporan atau pengaduan yang masuk dari masyarakat terkait ternaknya yang sakit.

"Ini kita lakukan agar peternak merasa terlindungi dari ancaman kerugian akibat ternaknya yang sakit. Sebab bila pengaduan tidak segera ditindaklanjuti bisa berakibat fatal terhadap ternak mereka," katanya.

Dijelaskannya bahwa upaya pengobatan yang dilakukan terhadap ternak sapi Keltan Panasahan beberapa hari lalu itu, merupakan salah satu bentuk kepedulian yang dilakukan pihaknya terhadap masyarakat pemilik ternak.

"Berdasarkan hasil diagnosa,  penyakit yang diderita oleh sapi milik Keltan Panasahan itu adalah Bovine Ephemeral Fever (BEF). Penyakit itu diakibatkan oleh virus dengan asam nukleat genom negative single stranded RNA. Virus ini masa inkubasinya antara 7 sampai dengan 10 hari," katanya.

Dia menjelaskan bahwa hewan yang terserang virus ini akan menunjukkan gejala adanya demam tinggi mencapai 41°C selama  tiga hari. Kemudian juga terjadi edema pada persendian yang disertai dengan kekakuan otot sehingga menyebabkan paralisa. Hewan akan tampak lemah karena turunnya nafsu makan yang disebabkan karena rasa sakit berlebih pada tulang dan otot tersebut, juga keluarnya cairan lendir dari hidung dan mulut.

"Tindakan pengobatan yang dilakukan hanyalah berupa terapi simtomatik sedangkan tindakan vaksinasi tidak ada," ucapnya.

Ditambahkannya bahwa melalui peninjauan langsung ke lokasi kandang itu, maka pihaknya juga bisa melakukan penyuluhan dan sosialisasi terkait upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas kesehatan ternak.

"Saya katakan demikian, karena pencegahan terhadap penyakit ini sebenarnya bisa dilakukan dengan cara tetap menjaga kebersihan kandangan secara berkala, dan melakukan penyemprotan insektisida serta menghindari adanya genangan air terbuka di sekitar kandang. Sebab dengan menjaga kandang tetap bersih itu, maka virus larva culicoides bisa mati dan tidak berkembangbiak," terangnya.

Ditambahkannya bahwa pengobatan yang juga disertai dengan penyuluhan dan sosialisasi langsung kepada peternak itu akan terus dilakukan secara berkelanjutan pada semua kecamatan dan nagari di daerah itu.

"Sebab tingginya potensi sektor peternakan yang dimiliki oleh daerah ini, perlu mendapat perhatian serius pemerintah agar petani bisa terus maju dan berkembang," tutupnya. (05)