• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
 Puskesmas Tarusan Lakukan Tes Buta Warna Terhadap Siswa Sekolah Dasar

16 Agustus 2022

663 kali dibaca

Puskesmas Tarusan Lakukan Tes Buta Warna Terhadap Siswa Sekolah Dasar

Pesisir Selatan--Untuk memastikan kondisi anak secara dini terkait adanya gangguan buta warna, Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), melalui petugas Puskesmas Tarusan, Kecamatan Koto XI Tarusan melakukan tes uji buta warna kepada siswa.

Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Selasa (16/8) bahwa buta warna adalah kondisi mata yang tidak mampu melihat warna secara normal.

Penderita penyakit ini sulit membedakan warna tertentu (buta warna parsial) atau bahkan seluruh warna (buta warna total).

"Buta warna adalah penyakit yang umumnya didapat sejak lahir. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita," katanya.

Dia menjelaskan ada tiga penyebab buta warna bisa terjadi pada seseorang atau anak. Diantaranya didapatkan karena turunan, didapatkan di kemudian hari, serta juga didapatkan karena faktor usia.

"Buta warna turunan umumnya memengaruhi kedua mata. Tingkat keparahan buta warna pada penyakit turunan bisa ringan, sedang, hingga berat, dengan derajat keparahan yang tidak akan berubah sampai meninggal dunia. Sedangkan buta warna yang didapatkan di kemudian hari karena akibat penyakit tertentu seperti anemia sel sabit, diabetes, degenerasi makula, penyakit alzheimer's, multiple sclerosis, glaukoma, penyakit parkinson, leukemia, atau kecanduan alkohol," jelasnya.
 
Berikutnya penuaan, dimana seiring bertambahnya usia kemampuan mata untuk menangkap cahaya dan warna akan menurun.

"Akibatnya dapat menimbulkan kesulitan dalam membedakan warna. Kondisi ini akan lebih buruk pada seseorang yang menderita penyakit katarak," ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa tanda-tanda anak atau seseorang menderita buta warna adalah sulit mengikuti pelajaran di sekolah yang berhubungan dengan warna, sulit membedakan warna lampu lalu lintas, sulit membedakan warna obat, sulit membedakan warna buah yang mentah dengan yang sudah matang, atau menentukan tingkat kematangan makanan yang sedang dimasak.

"Untuk mendeteksi secara dini gejala buta warna pada anak, sehingga Dinas Kesehatan Pessel melalui petugas puskesmas turun ke sekolah-sekolah untuk melakukan pemeriksaan. Ini juga dilakukan di wilayah tugas Puskesmas Tarusan Senin kemarin," ucapnya.

Kepala UPT Puskesmas Tarusan, Yessi Rivai, ketika dihubungi menjelaskan bahwa tes buta warna sudah dapat dilakukan saat anak berusia 5–6 tahun atau ketika anak sudah mulai mengenal warna.

"Berdasarkan hal itu, sehingga kita bersama petugas puskesmas turun ke sekolah-sekolah untuk melakukan tes warna kepada siswa. Ada tiga sekolah yang kita kunjungi untuk melakukan tes buta warna ini pada Senin (14/8) kemarin," jelasnya.

Tiga sekolah itu diantaranya, SDN 04 Nanggalo Tarusan,  SDN 03 Simpang Tarusan, dan SDN 02 Gurun Panjang Kapuh Tarusan.

"Tiga sekolah ini berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Tarusan. Kegiatan ini akan terus berlanjut pada sekolah lainnya sesuai dengan target yang direncanakan," timpalnya.