Painan, Januari ----
Sekitar 1.800-an hektar lahan pertanian sawah di Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat terancam kekeringan dan tidak berfungsi pada musim tanam berikutnya karena bendungan irigasi untuk mengairi lahan tersebut mengalami rusak berat akibat diterjang banjir bandang 3 November 2011.
Kita berharap, pemerintah segera memperbaiki bendung yang rusak ini karena sangat bermanfaat untuk kelangsungan ekonomi masyarakat sebagai petani. Jika tidak, lahan sawah kami yang biasanya diairi dari bendungan irigasi Balai Salasa ini akan mengalami gagal tanam pada musim kemarau berikut, kata Wali Nagari (kepala desa adat) Koto VIII Kecamatan Ranah Pesisir, Alkismanto ketika ditemui di Balaiselasa, kemarin.
Alkismanto menyebutkan, seperti biasa sekitar 1.800-an hektar lahan sawah disana mengalir air dengan lancar dari bendungan irigasi tersebut, namun saat ini menyusut drastis bahkan musim kemarau air tidak lagi ada, meski sedikit. Masyarakat Ranah Pesisir, khususnya petani sangat mendambakan perbaikan bendungan tersebut, karena bendung ini satu-satunya harapan masyarakat untuk mengairi lahan sawah petani sekitar.
Sesuai jadwal, musim tanam periode pertama tahun 2012 akan berlangsung pada Februari mendatang, namun hingga kini upaya perbaikan dari pemerintah belum begitu nyata sehingga mengkhawatirkan lahan seluas itu untuk dapat ditanam pada periode pertama itu. Pelaksanaan musim tanam kali ini masih dikhawatirkan sehingga lahan sawah yang selama ini produktif kini terancam gagal tanam, ungkap Alkismanto.
Menurut Alkismanto, kerusakan bendungan yang biasanya mengairi lahan sawah di kecamatan tersebut sudah dilaporkan ke pemerintah kabupaten melalui camat setempat. Beberapa waktu lalu tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan telah melihat dari dekat kondisi bendungan irigasi tersebut pascabencana banjir 3 November.
Sementara Camat Ranah Pesisir, Nuzirwan mengatakan, bendungan irigasi Balaisalasa sangat besar manfaatnya bagi masyarakat untuk mengolah lahan sawah di daerah ini. Menurutnya, tanpa adanya bendungan yang dijadikan sebagai sumber air untuk kawasan pertanian, maka lahan tersebut tidak akan mampu digarap dan tentunya produksi pertanian di kecamatan itu akan anjlok. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kekeringan supaya masa tanam tahun ini dapat berjalan, maka masyarakat berharap pemerintah agar melakukan tanggap darurat dengan perbaikan sementara, membangun beronjong.
Nuzirwan mengatakan, perbaikan bendungan irigasi tersebut mendesak untuk dilakukan karena mayoritas mata pencaharian masyarakat di kecamatan itu sebagai petani sawah.(04)