Painan, Mei ----
Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang berada disetiap nagari peranannya sangat dibutuhkan, ketika bencana melanda maka fungsinya lembaga ini dalam penanggulangan bencana penting, karena dalam melakukan evakuasi KSB Nagari yang akan bertindak pertama kali. Namun keberadaan KSB Nagari itu tidak didukung pelatihan kepada anggota KSB
karena sebagian besar anggota KSB belum diberikan pelatihan tentang kesiapsiagaan dan evakuasi ketika bencana itu datang.
"Kita butuh biaya untuk melakukan pelatihan manajemen kelompok siaga bencana nagari dan pelatihan SAR bagi kelompok Siaga bencana nagari ," ujar Kepala Badan Penangunglangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan Doni Gusrial.
Menurutnya pelatihan itu butuh dilakukan segera karena kondisi geografis dan topografis Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah rawan bencana/tingkat kerentanan terhadap bencana cukup tinggi .Dimana didaerah ini ada beberapa jenis bencana yang sering terjadi didaerah ini dan itu sering terjadi seperti Gempa dan tsunami, banjir pada muara sungai dan pasir pantai, longsor/galodo pada sepanjang daerah perbukitan, gelombang pasang samudra, abrasi pantai dan erosi tebing sungai.
"Setiap tahunnya bencana yang terjadi di Kabupaten Pessel meningkat tajam, dimana pada tahun 2011 telah terjadi bencana sebanyak 116 kali, peningkatan itu mencapai 615 %," ujarnya. Sedangkan Kabupaten Pessel telah melaksanakan pembentukan KSB Nagari yang ada di Pessel sebanyak 182 KSB dengan jumlah anggota 4.550 orang dimana setiap KSB nagari beranggotakan 25 orang.
"Kita berharap Badan Nasional Penangunglangan Bencana (BNPB) pusat dapat merespon keinginan ini, karena keinginan ini tidak hanya keinginan kita belaka, namun keinginan masyarakat pessel yang setiap hari dihantui dengan ancaman bencana," akhirnya. (07)