• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

10 Maret 2014

395 kali dibaca

Atasi Keganasan Buaya, Pessel Rencanakan Konservasi Buaya

Painan, Maret ----

Buaya merupakan peradator  yang menakutkan, hewan ini biasanya terdapat pada aliran  sungai besar dan rawa  yang sering memangsa ternak bahkan manusuia, namun kini Pemda Pessel  merencakanan melakukan konservasi buaya ( pelestarian)  pada alur sungai di Silaut  agar  hewan lindung ini dapat terjaga kelestariannya.

Bupati Pessel H Nasrul Abit mengatakan, pemanfaatan sungai di Silaut merupakan  upaya mengatasi keganasan  reptil ini terhadap manusia dan hewan peliharaan, terbukti sudah banyak warga Pessel yang telah menjadi korban  predator  yang dikenal ganas tersebut, sementara lokasi pelestaraiannya di Siluat tersebut  jauh dari kunjungan masyarakat.

Buaya merupakan  hewan yang dilindungi tidak boleh dibunuh, bagi masyarakat  yang sengaja membunuh buaya tentu akan berhadapan dengan hukum  yang berlaku, maka untuk menjaga kelesatraiannya merupakan tanggung jawab  bersama antara pemerintah dan masyarakat, buaya  yang berhasil ditangkap pada daerah  sungai besar dekat kawasan penduduk di pindahkan ke lokasi pelestarianya  di sungai Silaut

" Kita menyadari predator yang dikenal ganas ini perlu diwaspadai, terutama daerah  dan habitatnya terganggu, apalagi daerah Pessel  salah satu daerah di Sumbar  yang banyak memiliki sungai besar,  mulai dari kawasan hutan sampai masuk ke daerah pemukiman masyarakat.

Dua nagari yang rawan terhadap ancaman buaya yaitu, nagari Simungo dan Air Hitam di kecamatan Silaut Pessel karena di sepanjang aliran sungai banyak didiami oleh buaya, maka untuk mengatasi jatuhnya korban Pemda Pessel  perlu membuat  lokasi konservasi buaya.

H Nasrul Abit juga telah menginstruksikan Kepala Dinas Kehutanan dan ESDM Pessel Maswar Dedi  untuk menyiapkan kelengkapan administarasi sebagai persyaratan untuk kepada pemerintah pusat melalui Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar.

Informasi  dari salah seorang warga silaut Tukirim 43 mengakui hewan buas tersebut jumlahnya populasinya  terus bertambah, kondisi ini di dukung kondisi daerah  yang berawa memungkinkan hewan buas tersebut berkembang biak, dan tidak tertutup hewan ini juga  mendiami  sungai  lain yang ada di Pessel yang selama ini tidak dikuatirkan. (07)