• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Bupati Hendrajoni: Anak Harus Dibekali Dengan Pengetahuan Agama Dari Sejak Dini

20 Agustus 2019

266 kali dibaca

Bupati Hendrajoni: Anak Harus Dibekali Dengan Pengetahuan Agama Dari Sejak Dini

Pesisir Selatan--Bila penanaman nilai-nilai ketuhan kepada anak lemah dari sejak dini, maka kekuatiran bisa terjabak dan terseret dengan paham ateis akan berpotensi besar bisa terjadi.

Agar kekuatiran itu tidak sampai terjadi, maka pendidikan karakter dan penguatan akidah perlu ditanamkan secara dini kepada para generasi muda tersebut.

Hal itu disampaikan Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni kepada penulis pesisirselatan.go.id Selasa (20/8).

Dikatakanya, banyak cara yang bisa dilakukan orang tua untuk memberikan pemahaman kepada sang anak. Cara itu tentu dengan tetap berpedoman kepada Al quran dan sunah rasul, yang merupakan tuntunan keselamatan bagi umat Islam.

Disampaikanya bahwa dia cukup kuatir paham ateis ini bisa menular dan mempengaruhi generasi muda saat ini, termasuk juga di Pessel.

Namun kekuatiran itu bisa diperangi melalui pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga, dan dilanjutkan dengan  pendalaman ilmu keagamaan sampai tingkat pendidikan dasar.

Pendidikan karakter dan pendalaman akidah dapat dilakukan secara formal dan non formal. Secara formal dapat dilakukan melalui pendidikan agama Islam di sekolah, sedangkan secara non formal melalui kegiatan ekstrakokurikuler di luar jam sekolah.

"Ini dapat dilakukan pada  lingkungan tempat tinggal melalui pendidikan  TPA/ TPSA, maupun melalui program yang disusun oleh sekolah itu sendiri dalam bentuk ektrakokurikuler," ungkapnya.

Hal itu dikatakanya, sebab sasaran yang harus dicapai bukan saja sekedar bisa menulis dan membaca Al quran. Tapi bagai mana generasi muda itu  memahami apa yang terkandung dalam setiap bait yang ada dalam Al quran.

"Jika itu tercapai, maka kekuatan akidah sang anak tidak akan bisa tergoyahkan oleh pengaruh negatif yang datangnya dari luar," ungkapnya.

Dijelaskan lagi bahwa pengaruh paham ateis memiliki potensi bisa berkembang, bahkan tidak tertutup kemungkinan bisa merebak hingga ke daerah itu.

Sebab paham itu bisa muncul dengan sendirinya bagi diri sang anak bila mereka tidak memiliki dasar agama yang kokoh. Pengaruh ini bisa masuk bukan saja melalui perkumpulan atau kelompok-kelompok yang terbentuk secara tersembunyi, tapi juga bisa melalui sarana informasi teknologi (IT).  

"Sekarang kecanggihan media informasi melalui internet, sudah masuk hingga kepelosok kampung tanpa bisa disaring lagi. Media ini bisa  mereka manfaatkan untuk membentuk jaringan dan saling  bertukar pikiran. Jika dasar agama telah kuat bagi sang anak, maka mereka tidak akan terpengaruh," ingatnya.

Agar kekuatiran ini tidak terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, sehingga diminta kepada tenaga pendidik mulai dari tingkat dasar hingga SLTA, mengintegrasikan pendidikan karakter dan pemahaman kebesaran Allah pada setiap bidang studi, disamping juga melalui kegiatan ekstrakokurikuler lainya.

"Ini harus diperangi, sebab paham ateis akan membawah umat manusia keajaran jahilia. Dan ini merupakan bencana besar yang mengintai keselamatan dunia yang tidak bisa diterima di negara manapun di muka bumi ini, apalagi di Pessel," tutupnya. (05)