Siaran Pers
Pesisir Selatan – Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni Dt. Bando Basau bersama istri yang juga Anggota DPR-RI, Dr. Lisda Hendrajoni, menghadiri prosesi sakral pelewaan panghulu, wakil ninik mamak, imam dan khatib dari enam suku di Nagari Kambang, Kecamatan Lengayang, Minggu (28/9/2025). Upacara adat ini berlangsung khidmat di Lapangan Kalumpang meski diguyur hujan lebat.
Prosesi pelewaan dipimpin oleh Raja Adat Nagari Kambang Rahma Dianto Dt. Rajo Bagindo Sati dan turut dihadiri Wakil Bupati Pesisir Selatan Dr. Risnaldi Ibrahim, Ketua LKAAM Pessel Drs. Syafrizal Ucok, MM Dt. Nan Batuah, Ketua LKAAM Kecamatan Lengayang Yusmajoyo Dt. Rajo Idin, serta unsur Forkopimda, tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat setempat.
Raja Adat Dt. Rajo Bagindo Sati dalam sambutannya menegaskan, panghulu dan perangkat adat yang dilewakan merupakan tokoh panutan dalam nagari, tempat bertanya, serta penengah dalam menyelesaikan persoalan kaum dan kemenakan. Ketua LKAAM Pessel Syafrizal Ucok Dt. Nan Batuah menambahkan, mereka akan duduk sama rendah dan tegak sama tinggi dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) serta menjadi mitra pemerintah dalam memelihara adat.
Sementara itu, Ketua LKAAM Kecamatan Lengayang, Yusmajoyo Dt. Rajo Idin (Suku Sikumbang) menjelaskan bahwa pelewaan panghulu di Nagari Kambang adalah proses sakral dalam adat Minangkabau.
“Dengan pengucapan sumpah atau janji penghulu, maka seorang panghulu sah secara adat untuk memikul dan menjalani amanah sebagai ninik mamak di nagari — duduk sama rendah, tegak sama tinggi dengan ninik mamak lainnya, sekaligus menjadi kebanggaan bagi kaumnya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, pelaksanaan pelewaan panghulu secara kolektif (bersama-sama) di Nagari Kambang merupakan sebuah gagasan baru yang diinisiasi oleh pemuka adat atau ninik mamak Kerapatan Adat Nagari (KAN) Kambang bersama Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau (LKAM) Kecamatan Lengayang.
Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni Dt. Bando Basau menyampaikan ucapan selamat kepada panghulu, imam dan khatib yang dilewakan. Ia berharap mereka dapat menjadi pelindung, peneduh dan teladan di tengah masyarakat nagari.
“Pesan saya, jadilah panutan dalam keseharian, selesaikan persoalan sako jo pusako, pelihara adat, serta berkolaborasi dengan pemerintah nagari untuk menyukseskan pembangunan,” tegas Bupati.
Kehadiran pemerintah bersama tokoh adat dan wakil rakyat dalam prosesi sakral ini menunjukkan kuatnya sinergi antara adat dan pemerintah dalam membangun nagari. Semangat kebersamaan ini diharapkan menjadi landasan kokoh dalam menjaga kearifan lokal sekaligus mempercepat pembangunan daerah demi kesejahteraan masyarakat Pesisir Selatan.