Pesisir Selatan adalah rumah bagi laut yang kaya sumber daya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pesisir Selatan, produksi ikan laut segar mencapai 35.372,38 ton per tahun pada 2020. Angka ini bukan sekadar statistik ia menggambarkan betapa besarnya potensi yang kita miliki untuk menggerakkan ekonomi daerah. Namun, potensi sebesar ini bisa berbalik menjadi ancaman jika cara pengelolaannya tidak ramah lingkungan. Di sinilah konsep Ekonomi Biru menjadi penting.
Ekonomi Biru adalah pendekatan pembangunan yang memanfaatkan sumber daya laut untuk kesejahteraan masyarakat, tetapi tetap menjaga keberlanjutan ekosistemnya. Konsep ini mengajak nelayan, pelaku usaha perikanan, hingga masyarakat umum untuk mengubah pola pikir: dari sekadar mengambil hasil laut, menjadi mengelola laut dengan bijak agar terus memberi manfaat di masa depan.
Salah satu penyangga utama keberhasilan Ekonomi Biru di Pesisir Selatan adalah hutan mangrove yang tumbuh subur di sepanjang pantai. Akar-akar mangrove menjadi tempat bertelur dan tumbuh bagi ikan, kepiting, dan udang yang menjadi sumber penghidupan nelayan. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi pantai dari abrasi dan gelombang besar. Dengan menjaga mangrove, masyarakat Pesisir Selatan secara tidak langsung menjaga keberlanjutan hasil tangkapan ikan mereka sendiri.
Teknik penangkapan ikan ramah lingkungan juga menjadi kunci. Menggunakan jaring berukuran sesuai standar, pancing ulur, atau bubu bukan hanya mengurangi kerusakan habitat laut, tetapi juga memastikan spesies ikan tetap terjaga untuk ditangkap kembali di masa mendatang. Bayangkan jika setiap nelayan di Pesisir Selatan menerapkan metode ini — laut tetap sehat, penghasilan nelayan pun lebih stabil.
Ekonomi Biru tidak berhenti di laut. Konsumen juga punya peran penting. Dengan memilih produk perikanan lokal yang berkelanjutan, masyarakat ikut memperkuat ekonomi pesisir sekaligus mengurangi jejak karbon dari transportasi jarak jauh. Masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam program penghijauan pesisir, seperti penanaman mangrove, yang manfaatnya akan terasa untuk generasi mendatang.
Pesisir Selatan punya modal besar: laut yang kaya, mangrove yang luas, dan masyarakat yang semakin sadar pentingnya kelestarian. Jika modal ini kita kelola bersama dengan prinsip Ekonomi Biru, Pesisir Selatan bukan hanya dikenal sebagai penghasil ikan laut segar, tetapi juga sebagai daerah yang sukses menggabungkan kemakmuran ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Mari kita jadikan laut Pesisir Selatan bukan hanya sumber penghidupan hari ini, tetapi warisan berharga untuk anak cucu kita kelak. Saatnya kita semua nelayan, masyarakat, dan pemerintah bergandeng tangan menjaga laut agar tetap lestari, agar kesejahteraan dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.