• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Padel: Olahraga Baru Kalangan Elite

29 September 2025

56 kali dibaca

Padel: Olahraga Baru Kalangan Elite

Dalam beberapa tahun terakhir, tren olahraga di Indonesia mengalami pergeseran yang menarik. Jika dulu golf, tenis, atau yoga menjadi simbol gaya hidup eksklusif, kini padel hadir sebagai alternatif baru yang semakin digemari kalangan sosialita. Olahraga raket yang berasal dari Meksiko ini perlahan namun pasti menjelma menjadi gaya hidup baru di kota-kota besar Indonesia, terutama Jakarta, Surabaya, dan Bali.

Apa Itu Padel?

Padel adalah olahraga raket yang merupakan perpaduan antara tenis dan squash. Dimainkan di lapangan yang lebih kecil dari lapangan tenis, padel selalu dimainkan berpasangan (doubles), dengan dinding di sekitar lapangan yang menjadi bagian dari permainan—mirip dengan squash. Bola padel terlihat seperti bola tenis, namun sedikit lebih kecil dan bertekanan lebih rendah, membuat permainan lebih lambat dan lebih mudah diakses oleh pemain pemula.

Daya tarik utama padel adalah keseruannya yang bisa langsung dirasakan, bahkan oleh orang yang baru pertama kali memegang raket. Tidak seperti tenis yang membutuhkan teknik pukulan dan servis yang cukup kompleks, padel lebih intuitif dan cepat dipelajari. Hal ini menjadikan padel sangat ideal sebagai olahraga sosial, terutama bagi mereka yang mencari aktivitas fisik ringan namun tetap menyenangkan.

Fenomena Padel di Kalangan Sosialita

Di Indonesia, padel mulai mencuri perhatian kalangan atas sekitar tahun 2022-2023. Sejumlah tokoh masyarakat, selebritas, influencer, dan pebisnis mulai terlihat aktif mempromosikan olahraga ini melalui media sosial. Fasilitas padel pun mulai bermunculan, mulai dari yang indoor ber-AC di mal mewah hingga yang outdoor di kawasan resor. Di Jakarta sendiri, beberapa pusat padel seperti Senayan, Kemang, dan Pantai Indah Kapuk menjadi magnet bagi para sosialita untuk berolahraga sekaligus bersosialisasi.

Olahraga ini bukan sekadar tentang membakar kalori—padel telah menjadi bagian dari lifestyle. Banyak yang datang bukan hanya untuk bermain, tapi juga untuk "nongkrong", bertemu rekan bisnis, memperluas koneksi, atau sekadar memperbarui feed Instagram mereka dengan aktivitas yang sedang tren. Outfit padel yang stylish, lengkap dengan raket-raket mahal dari merek internasional, juga menjadi bagian penting dari penampilan para pemainnya.

Padel Sebagai Simbol Status Sosial

Salah satu faktor yang membuat padel populer di kalangan sosialita adalah eksklusivitasnya. Tidak semua orang memiliki akses ke lapangan padel yang masih tergolong terbatas dan berlokasi di area premium. Biaya sewa lapangan, perlengkapan, serta pelatih pribadi juga tidak murah. Hal ini menciptakan kesan bahwa padel adalah olahraga "kelas atas", mirip dengan golf di era sebelumnya.

Bermain padel juga membuka peluang untuk membangun jaringan sosial dan profesional. Banyak pebisnis dan tokoh publik menjadikan sesi padel sebagai ajang bertukar ide, membahas kerja sama, atau sekadar membangun relasi yang lebih akrab. Dalam dunia sosialita, koneksi adalah segalanya, dan padel menyediakan wadah yang sempurna untuk itu.

Industri Padel Tumbuh Pesat

Tren ini tentu tidak dilewatkan oleh pelaku industri. Sejumlah investor dan pengusaha mulai melirik bisnis padel, baik dari sisi pembangunan lapangan, penyediaan alat, hingga penyelenggaraan turnamen eksklusif. Munculnya klub padel privat dengan sistem keanggotaan, mirip dengan klub golf, juga semakin memperkuat posisi padel sebagai olahraga premium.

Beberapa brand olahraga ternama bahkan mulai meluncurkan lini khusus perlengkapan padel, sementara brand lokal ikut meramaikan pasar dengan produk-produk yang lebih terjangkau namun tetap bergaya. Di sisi lain, penyelenggaraan turnamen padel berskala kecil hingga nasional mulai bermunculan, memberikan peluang bagi pemain amatir untuk tampil lebih serius dan kompetitif.

Tantangan dan Potensi Jangka Panjang

Meski popularitas padel terus meningkat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah ketersediaan lapangan. Hingga saat ini, fasilitas padel di Indonesia masih sangat terbatas dibandingkan olahraga lain seperti futsal atau tenis. Selain itu, kesadaran masyarakat umum terhadap padel masih rendah, terutama di luar kota-kota besar.

Namun potensi jangka panjangnya sangat besar. Padel bukan hanya olahraga musiman—di banyak negara seperti Spanyol, Argentina, dan Uni Emirat Arab, padel telah menjadi olahraga arus utama dengan jutaan pemain aktif. Jika infrastruktur dan edukasi tentang padel terus dikembangkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengikuti jejak tersebut.

Dengan dukungan dari komunitas, sponsor, dan pemerintah, padel bisa menjadi salah satu motor penggerak gaya hidup sehat dan aktif di kalangan urban. Bahkan, bukan tidak mungkin padel akan diperkenalkan lebih luas ke sekolah-sekolah, kampus, dan komunitas olahraga masyarakat.

Padel bukan hanya sekadar tren sementara, olahraga ini telah menjadi fenomena sosial baru di kalangan sosialita Indonesia. Kombinasi antara olahraga ringan, unsur gaya hidup, eksklusivitas, dan potensi jaringan sosial membuat padel sangat menarik bagi kalangan atas. Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan dan gaya hidup aktif, padel hadir sebagai simbol status sekaligus bentuk rekreasi modern.

Dalam waktu dekat, kita mungkin akan melihat padel tidak hanya sebagai olahraga sosialita, tapi sebagai bagian dari budaya olahraga baru di Indonesia—menyatukan kebugaran, pertemanan, dan gaya hidup dalam satu paket yang atraktif.