• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Camat Koto XI Tarusan Dukung Teh Karamunting Jadi Produk Unggulan UMKM Pesisir Selatan

08 Agustus 2025

14 kali dibaca

Camat Koto XI Tarusan Dukung Teh Karamunting Jadi Produk Unggulan UMKM Pesisir Selatan

Pesisir Selatan – Pemerintah Kecamatan Koto XI Tarusan mendukung penuh pengembangan teh daun karamunting sebagai produk unggulan oleh-oleh khas Kawasan Wisata Mandeh. Dukungan ini diberikan menyusul inisiatif mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengenalkan pemanfaatan daun karamunting kepada warga sejak 22 Juni 2025.

Camat Koto XI Tarusan, Nurlaini., SE., M.Si., mengatakan pihaknya telah mengusulkan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Pesisir Selatan untuk menindaklanjuti proses perizinan teh karamunting ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menurutnya, produk ini memiliki potensi besar untuk menjadi ikon oleh-oleh khas Pesisir Selatan, khususnya di Kawasan Wisata Mandeh yang tengah berkembang pesat.

“Pengembangan teh karamunting ini sangat mendukung sektor pariwisata. Selama ini, pasar oleh-oleh wisatawan banyak dinikmati kecamatan tetangga yang masuk wilayah Kota Padang. Kini kita punya peluang agar UMKM lokal juga bisa berkembang,” kata Nurlaini saat dihubungi di Mandeh, Kamis (7/8/2025).

Nurlaini menilai, sejak 2019 perkembangan pariwisata bahari di Mandeh belum diiringi dengan pertumbuhan UMKM kuliner. Kehadiran inovasi dari mahasiswa UGM ini menjadi peluang baru untuk mendorong ekonomi masyarakat setempat. 

“Nanti pemasarannya bisa dilakukan lewat outlet-outlet di penginapan atau cottage yang tersebar di kawasan wisata,” ujarnya.

Program pengolahan teh karamunting bermula dari temuan mahasiswa KKN-PPM UGM bahwa tanaman liar tersebut memiliki potensi kesehatan dan nilai ekonomi. Selama 40 hari di Sungai Nyalo Mudiak Aia dan Desa Mandeh, mereka mengajarkan warga mengolah daun karamunting menjadi teh siap seduh, sekaligus membekali keterampilan pengemasan dan pemasaran.

Koordinator program teh karamunting, Desti Balqis, menjelaskan daun yang digunakan adalah lima daun teratas dari setiap pucuk tanaman. Setelah dipetik, daun dicuci bersih, dijemur di bawah sinar matahari dengan penutup kain hitam hingga benar-benar kering, lalu siap diseduh.

Berdasarkan penelusuran mahasiswa, daun karamunting mengandung antioksidan tinggi dan senyawa flavonoids yang bermanfaat untuk mengatur kadar gula darah, sehingga berpotensi membantu penderita diabetes. Namun, Balqis menegaskan, diperlukan riset laboratorium lanjutan untuk memperkuat data kandungan dan khasiatnya sebelum dipasarkan luas.

Festival Menoreh Mandeh yang digelar mahasiswa menjadi ajang perdana untuk memamerkan produk teh karamunting kepada masyarakat. Respon positif warga mendorong semangat pengembangan produk ini ke tahap perizinan resmi.

Pemerintah kecamatan berencana menjadikan pengembangan teh karamunting sebagai bagian dari strategi peningkatan pendapatan asli daerah berbasis wisata. Langkah ini juga sejalan dengan program Pemkab Pesisir Selatan untuk memperluas kontribusi sektor UMKM di kawasan wisata.

“Jika ini berjalan baik, teh karamunting bukan hanya menjadi minuman sehat, tapi juga simbol pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir,” pungkas Nurlaini.