Painan, Maret ----
Sebanyak delapan alur sungai besar di Kabupaten Pesisir Selatan berpotensi menyebabkan terjadi banjir karena kondisinya sudah semakin kritis. "Delapan alur sungai itu mendesak dilakukan normalisasi karena setiap kali musim hujan selalu meluap dan menyebabkan banjir, kata Sekretaris Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Pesisir Selatan, Febrianes di Painan Selasa (28/2).
Delapan itu katanya, merupakan alur sungai besar yang tersebar di delapan dari 12 kecamatan yang ada. Setiap kali musim hujan, sungai tersebut meluap karena tidak sanggup menahan debit air yang masuk akibatnya merendam perumahan penduduk dan fasilitas umum lain yang berada sekitar sungai.
Menurut Febrianes, untuk penanganan sungai tersebut membutuhkan biaya yang sangat tinggi yakni Rp8 - 15 miliar perunit. Dengan besarnya dana yang dibutuhkan maka kabupaten tidak akan sanggup membiayai karena keterbatasan anggaran yang tersedia pada APBD. Dana yang dibutuhkan untuk perbaikan sungai ini bukan sedikit, setidaknya Rp8 - 15 miliar perunit. Maka itu, tanpa adanya bantuan pemerintah pusat, pelurusan sungai ini tidak akan sanggup dilakukan kabupaten, ujar Febrianes.
Saat ini sebutnya, kondisi sungai itu sudah sangat kritis dan membutuhkan perhatian pemerintah untuk dilakukan pelurusan. Masyarakat yang tinggal sekitar alur sungai selalu mengkhawatirkan datangnya banjir bila datang musim hujan. Kekhawatiran tersebut didasari oleh jarak pemukiman penduduk dengan bibir sungai sudah semakin dekat yakni dua - empat meter. Perumahan penduduk yang berada sekitar lokasi selalu menjadi sasaran banjir pada setiap kali musim hujan, bahkan fasilitas umum lainnya juga tidak luput dari ancaman, kata Febrianes.
Menurut Febrianes, sejumlah sungai yang mengalami kondisi kritis itu penanganannya tidak bisa dilakukan separoh (setengah) dan harus secara keseluruhan serta berkelanjutan. Delapan sungai itu, Batang Tarusan (Kecamatan Koto XI Tarusan), Batang Bayang (Bayang), Batang Jalamu (Batang Kapas), Batang Lengayang (Lengayang) dan Batang Gambir (Basa Ampek Balai Tapan), Sungai Liku (Ranah Pesisir), Surantih (Sutera) dan Batang Air Haji (Linggo Sari Baganti). Hingga saat ini beberapa sungai yang sudah berhasil ditangani pemerintah dilakukan normalisasi yakni Batang Painan (IV Jurai) dan sebagian kecil Batang Bayang.
Ia menyebutkan, penyebab buruknya kondisi sungai itu karena terjadinya sedimentasi di dasar sungai akibat pendangkalan oleh runtuhan tebing sehingga alur sungai tidak mampu menahan arus ketika curah hujan tinggi akibat kuatnya arus. Faktor lainnya yakni kerusakan hutan di hulu sungai dan labilnya struktur tanah pada tebing sungai sehingga tebing sungai selalu mengalami terban ketika dihantam arus air.(04)Â