Painan, Maret ----
Harga getah gambir di tingkat petani Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) semakin memburuk, karena pedagang pengumpul hanya membeli komoditi itu Rp16 - 17 ribu perkilogram saat ini. Syafrianto (37) petani gambir di Surantih Pesisir Selatan, kemarin mengatakan, sejak sepekan terakhir harga komoditi gambir kering kembali turun dari harga sebelumnya Rp18 ribu perkilogram menjadi Rp16 - 17 ribu perkilogram.
Jika kualitas bagus dan kadar airnya nol persen, maka pedagang membeli dengan harga Rp17 perkilogram. Namun jika kualitas kurang bagus pedagang membeli dengan harga Rp16 ribu bahkan mencapai harga Rp15 ribu perkilogram, kata Anto, panggilan akrab petani itu.
Dengan harga tersebut, saat ini komoditi ekspor itu mengalami harga terburuk sepanjang lima tahun terakhir yang mana tiga tahun lalu harganya mencapai Rp30 ribu perkilogram. Kondisi itu membuat semakin panjangnya keluhan masyaralat khususnya petani gambir yang telah lama menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut.
Ia mengatakan, dalam mengolah daun gambir menjadi getah, mayoritas petani di daerah itu masih mengandalkan alat secara tradisional (manual) sehingga hal itu menjadi suatu kendala dalam menjaga mutu produknya. Selain itu cuaca juga menentukan untuk baik atau tidaknya kualitas getah gambir. Kualitas getah kurang baik juga akan terjadi pada musim hujan, karena petani tidak dapat melakukan pengeringan yang baik dari cahaya matahari.
Posisi harga Rp18 ribu perkilogram sebelumnya juga belum mampu membawa keuntungan bagi petani dari penjualan komoditi tersebut jika dibanding dengan modal dan waktu yang digunakan dalam pengolahan daun menjadi getah hingga pengeringan. Sebelumnya kami mengira harga ini akan menjadi naik dari Rp18 ribu perkilogram, karena harga itu kami rasakan sudah paling rendah, ternyata lain, malah semakin turun, kata Anto.
Biasanya, pasca musim hujan, petani lebih banyak menyimpan getah gambir, alasannya harga jual dianggap akan naik pada posisi yang tinggi. Namun kini tidak lagi, sama sekali petani tidak bergairah untuk memanen, karena harga jual getah gambir kering berada jauh diposisi paling rendah.
Sejak harga komoditi ekspor ini berada pada kondisi mengkhawatirkan, bukan sedikit lagi petani gambir di kabupaten itu menumpuk utang kepada pedagang demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Untuk membayar utang dengan alasan pinjaman itu, petani harus menjual seluruh produknya kepada pedagang tersebut sesuai dengan harga saat itu.
Beberapa waktu lalu, sebelum harga getah berada pada posisi Rp18 ribu perkilogram, pernah anjlok pada harga Rp 9 ribu per kilogram, bahkan sampai pada posisi paling rendah Rp8.000 per kilogram. Harga itu bertahan hampir setahun, sehingga banyak petani meninggalkan kebunnya dengan mencari pekerjaan alternatif lain demi memenuhi kebutuhan keluarganya.(04)Â