• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

26 Mei 2012

339 kali dibaca

Hutan Pessel Jangan Terus Dibabat Terus

Hutan Pessel Jangan Terus Dibabat Terus

Painan,Mei--Ancaman bencana banjir yang disertai longsor oleh warga yang berada disepanjang perbukitan di Kabupaten Pesisir Selatan selalu mengintai,karena kayu kayu yang berada di kawasan hutan itu terus dirambah oleh oknum tidak bertangungjawab dan mencari keuntungan pribadi.

Seperti yang terjadi di kawasan hutan lindung dan hutan adat di Nagari Taratak Sungai Lundang dimana puluhan mesin sinsaw (mesin pemotong kayu) terus meraung raung membabat hutan didaerah itu.

Beberapa imformasi yang dikumpulkan , kamis (23/ 5) dari masyarakat Taratak Sei Lundang Pudin 50 (nama samaran, karena tidak mau disebutkan namanya) mengungkapkan saat ini banyak ditemukan ratusan batang kayu gelondongan dan sebagianya telah dibentuk jadi balok-balok berbagai ukuran, serta dalam bentuk papan terapung dibatang sungai Tarusan.

Menurutnya dengan perambahan hutan yang terjadi itu, seolah olah Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan dan pihak kepolisian, TNI serta masyarakat tidak berdaya untuk mengantispasinya.


"Kita minta semua pihak ikut secara aktif dan dengan kesadarannya yang tinggi harus mampu dalam melindungi kawasan hutan lindung dan adat dimasing-masing nagari.Tujuannya, agar bencana alam seperti banjir bandang, abrasi pantai dan tanah longsor tak terjadi lagi didaerah yang terkenal akan keelokkan panorama alam, budayanya,' ujarnya

Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Pesisir Selatan, Maswar Dedi membenarkan mendapatkan laporan lansung dari masyarakat dan tokoh masyarakat Nagari Taratak Sungai Lundang seputar perambahan hutan dilakukan oknum tak bertanggung jawab dinagari itu.
Masyarakat itu melaporkan telah terjadi perambahan hutan dikawasan hutan lindung dan adat di nagari mereka yang dilakukan oleh oknum dengan mengunakan mesin pemotong kayu .

Menurutnya,persoalan ini sebenarnya sudah lama terjadi , anggotanya telah melakukan tindakan terhadap pembalakan liar tersebut .dan sekarang ini hanya ada beberapa potongan kayu saja di lokasi tersebut.

'Kendati begitu laporan masyarakat itu tetap akan kita tindaklanjuti, dalam waktu dekat kita akan langsung melihat kelokasi apabenar laporan dari warga tersebut ," ujarnya

Ditambahkannya yang jelas keberadaan hutan mesti harus tetap terjaga, demi tersedianya persediaan air yang cukup bagi kebutuhan , diantaranya pertanian, perkebunan dan kebutuhan harian lainnya bagi masyarakat.

Kondisi saat ini yang terjadi, dimana sebagian dari jumlah kawasan hutan lindung dan hutan adat serta kawasan hutan lainnya,dimasing-masing nagari sudah banyak yang rusak akibat tindakkan semena-mena dan tidak bertanggung jawab dilakukan oleh oknum tertentu sudah menjadi komitmen bersama untuk mengatasinya.

"Kita akan koordinasikan dulu dengan pimpinan (bupati/ wakil bupati), dan berkoordinasi penuh dengan pihak kepolisian RI dan pihak TNI serta Polisi Kehutanan Sumbar dan pihak tokoh adat, tokoh masyarakat, camat dan para wali nagari setempat.Karena koordinasi ini sangat penting, guna menunjang operasi dilakukan dan untuk mengantisipasi berbagai hal, tujuannnya agar operasi pemberantasan illegal logging bisa berhasil tanpa halangan berarti," ujar maswar Dedi.

Masih menurutnya, oknum pelaku perambah hutan tersebut, biasanya bersenjata jadi kita mesti berhati-hati dan tidak gegabah dalam menghadapinya, semua mesti dipersiapkan hinga kemungkinan terburuk yang bakal terjadi.

Pemerintah juga sayangkan jika ada oknum masyarakat tertentu yang ikut dengan sengaja merambah hutan tersebut, sebab dipastikan hasil dari penjualan kayu tidak seimbang dengan kerusakkan yang bakal terjadi dikemudian hari.

Sementara itu, Ketua LSM Kawan Sepakat, Asril Afrino mengaku terkejut dengan adanya perambahan hutan secara membabi buta yang terjadi dinagari taratak sungai Lundang Tarusan yang berbatasan antara Pessel dengan kota padang tersebut.

"Kita tak habis pikir, kenapa hutan senjaga dibabat tampa memperdulikan akibatnya, apalagi hutan yang dibabat itu, berada dikawasan hutan lindung yang juga hulu sungai batang Tarusan.

Menurutnya,bisa jadi kedepannya, akan terjadi kekeringan dalam jangka panjang, bila tak dilakukan upaya pencegahan perambahan hutan tersebut diakuatirkan akan terjadi musibah besar seperti banjir bandang dan lainnya."Hendaknya pemkab selalu melakukan gerak cepat agar tindakan ini tidak semakin meluas ," ujarnya (07)(07)