Painan, Juli 2014.
Terkait ditangkapnya produk makanan dan minuman yang expired (kedaluarsa) di Kecamatan Bayang Kepala Dinas Kesehatan Pessel Syahrizal Antoni ingatkan bahaya makanan kedaluarsa. Produk kedaluarsa jangan anggap remeh sebab, makanan yang kadaluarsa merupakan salah satu penyebab utama terjadinya keracunan dan bahkan dapat timbulkan kematian.
"Sebagai konsumen kita harus selalu teliti sebelum membeli. Kerusakan pangan dapat menyebabkan keracunan bagi konsumennya. Konsumen pusing, mual, diare, sesak napas dan kematian akibat keracunan, mengkonsumsi dalam waktu yang lama makanan yang sudah kadaluarsa dapat menyebabkan kanker," katanya.
Disebutkannya, bila konsumen tidak bisa membaca keterangan expired pada kemasan, sebaiknya yang bersangkutan minta tolong dibacakan ke pemilik atau yang melayani di toko. "Atau bisa juga dengan cara melihat kondisi fisik kemasannya . Kerusakan produk dalam kaleng memang sukar terlihat, tetapi dapat terdeteksi dengan adanya kerusakan pada badan kaleng itu sendiri. Penyimpangan pada kaleng misalnya adalah berkarat," katanya.
Selanjutnya kerusakan produk susu dapat dideteksi dengan pemantauan visual. Produk susu segar (umumnya dikemas plastik atau karton), apabila kedaluarsa, akan menimbulkan aroma yang agak masam.Untuk susu segar yang dikemas plastik, akan terlihat adanya pemisahan emulsi dan perubahan warna. Lemak susu akan mengapung, terdapat gumpalan-gumpalan protein, dan akan terlihat pemisahan air. Susu kedaluarsa sering juga disebut sebagai susu basi yang ditandai oleh kenaikan viskositas (kekentalan) susu.
"Secara fisik, kemasan susu juga akan tampak kembung karena diproduksinya gas oleh mikroba-mikroba patogen sebagai hasil samping fermentasi. Fermentasi yang terjadi pada susu segar bukanlah reaksi yang menguntungkan, melainkan akan menyebabkan rasa dan aroma masam yang dapat menyebabkan diare. Mikroba yang mungkin merusak susu adalah Escherichia coli, Streptococcus dan Staphylococcus," katanya lagi.
Selanjutnya produk serealia yang rusak (tidak layak dan tidak aman) umumnya ditandai oleh perubahan warna dan tumbuhnya serangga (kutu). Perubahan warna yang terjadi pada serealia mungkin disebabkan terjadinya oksidasi terhadap lemak, khususnya terhadap asam lemak tidak jenuh. Hal tersebut akan didukung oleh munculnya aroma tengik pada bahan.
"Bahan pangan dari serealia yang telah mengalami oksidasi lemak mungkin akan mengandung peroksida atau turunannya berupa aldehid dan keton. Senyawa-senyawa tersebut apabila dikonsumsi dalam jumlah besar dan terus-menerus dapat mengakibatkan kanker. Lalu produk kacang-kacangan dikatakan rusak apabila telah ditumbuhi kapang,"katanya Syahrizal Antoni menutup pembicaraan. (09)