• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Kapo Kapo Makin Menawan Semenjak Kawasan Mandeh Berkembang

18 September 2019

1008 kali dibaca

Kapo Kapo Makin Menawan Semenjak Kawasan Mandeh Berkembang

Pesisir Selatan --Sebelum  Kawasan Mandeh berkembang warga yang tinggal di Kapo Kapo Kenagarian Sei Nyalo Mudiak air masih hidup  dalam keterbatasan ,sebagian pemukiman mereka tidak layak huni dan mata pencarian mereka hanya nelayan saja dan jarang dikunjungi oleh masyarakat luar. 

Perkembangan Kawasan Mandeh telah membawa banyak perubahan bagi masyarakat  baik yang berada di Kawasan Mandeh ataupun yang berada di luar Kwasan Mandeh. Dimana dikawasan ini telah banayak berdiri usaha usaha masyarakat mulai dari rumah makan, penginapan,homestay dan lainnya. Bahkan sebelumnya beberapa pulau yang berpenghuni maupn kosong tidak begitu diketahui oleh orang banyak. 

Namun semenjak kawasan ini dikembangkan sebagai kawasan wisata Bahari, Bahkan Presiden  RI langsung meresmikan Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh daerah ini bak lahan kering yang disirami air langsung subur. Masyarkaatnya yang dulunya anya berprofesi sebagai nelayan,pedagang sekarang telah banyak beralih profesi sebagai pelaku wisata seperti pemilik penginapan,rumah makan,perahu dan pemandu wisata. 

Salah satu kawasan yang ada di Kawasan Mandeh yaitu Kapo Kapo yang terletak Kenagarian Sei Nyalo Mudik Air Kecamatan Koto XI Tarusan dahulunya adalah sebuah perkampung yang hanya di huni beberapa jiwa dan rata rata mata pencarian masyarakatnya hanya seorang nelayan dengan kondisi pemukiman mereka tidak layak huni dan keterbatasan air bersih dan tidak adanya penerangan. 

Dahulu sebelum tahun 2014  sebanyak  98 orang warga Kapo Kapo Kenagarian Sei Nyalo Mudik Air Tarusan masih bertahan didalam Keterbatasan . Sebelum Matahari di ufuk timur telah melihatkan sinarnya,  mereka telah bangun dan memulai aktifitasnya pagi itu. Puluhan anak anak usia sekolah dengan pakaian seragam  SD dan SMP menaiki sebuahboat untuk bisa sampai kesekolah yang berada di Kampung Sei Nyalo yang jaraknya sekitar 30 menit perjalan mengunakan boat .Sementara itu para wanita kampung itu memulai aktifitas rumah tangganya dengan memasak dan menyediakan bekal yang akan dibawa para suami mereka untuk  melaut.

Begitulah aktifitas setiap harinya disebuah daerah yang terletak di tengah laut,perkampungan yang dihuni oleh sekelompok warga yang memiliki hubungan keluarga satu sama lainnya. Sebuah perkampungan yang hanya bisa didatangi  dengan mengunakan perahu atau boat. Tak ada yang pcesial dari perkampungan itu. Ketik kita ingin sampai kekawasan ini kita harus mengunakan sarana boat dari kawasan Cerocok Tarusan dan dalam waktu sekitar 1 jam perjalanan .

Namun sebelum kita memasuki  perkampungan itu kita  akan menemui perumahan warga yang keseluruhannya merupakan rumah pangung yang terbuat dari kayu yang jarak rumah yang satu dan rumah lainnya sangat dekat ,  jika dihitung ada 18 unit rumah dan sebuah mushala kecil ukuran 4 x 6 meter.

Tak ada penerangan listrik  ,air bersihyang berasal dari pergunungan  bahkan sebagian besar rumah warga  itu kondisinyasudah banyak yang lapuk dan rusak.

Anak anak  sering juga tidak sekolah ketika laut tidak bersahabat,badai dan ketika ada anggota keluarga yang sakit  jika tidak bisa diatasi dengan pengobatan kampung maka kami harus segera mengarungi lautan untukmendapatkan pengobatan di Ibu kota nagari atau langsung ke Ibu kota Kecamatan yang harus ditempuh sekitar satu jam dantentunya mengunakan sarana boat.

Tapi semenjak  Kawasan Mandeh berkembang, Nagari ini diserbu pengujung, setiap harinya bahkan setiap libur banyak wisatawan yang mendatangi daerah ini , bukan sekedar melihat  kondisi daerah namun juga melakukan aktifitas wisata lainnya seperti berenang, berkemah bahkan mengelar beberapa event sebab lokasinya memukinkan untuk kegiatan ini . 

Sekarang beberapa unit rumah warga telah disulap menjadi penginapan (Hometay) dan setiap harinya  banyak orang berdtaangan kedaerah ini bahkan menginap . Dan sebagian besar penduduknya sekrang telah banyak yang beralih profesi sebagai pemilik homestay,pemandu wisata dan pemilik perahu. Daerah ini telah memiliki sarana air bersih, penerangan listrik (PLTS) dan sebagian rumah warga telah dibedah dibangun  lebih baik . 

Darlis  salah seorang warga yang juga pemilik salah satu Homestay di Kapo Kapo menjelaskan kepada Pesisirselatankab.go.id Selasa(17/9) mengungkapkan  sekarang ada 8 unit rumah warga yang telah beralih fungsi menjadi homestay dengan harga sewa Homestay  berkisar Rp 500.000,- hingga Rp 1 juta . dengan kapasistas 10 hingga 15 orang perumahnya .

Setiap minggunya ramai dikunjungi wisatawan bahkan pada hari libur semua homestay yang ada penuh  ."Bahkan beberapa komonitas mengelar beberapa kegiatan seperti reuni akbar atau perkemahan," ujarnya 

Selain menyediakan penginapan, masyarakat juga menyedikan makanan makanan khas daerah yang bermenu ikan. Dan Sekarang iin ekonomi masyarkaat Kapo Kapo telah terbilang membaik dengan perkembangan pariwisata Kawasan Mandeh. 

Senada di sampaikan Encim (45), sekarang dia telah memuka warung di daerahnya dan menyediakan aneka jenis makanan dan minuman, bahakan tamu tamu yang datang berkunjung kedaerah ini memesan makanan kepadanya dengan aneka menu tradisional seperti rendang lokan,rendang gurita,gulai pisang dan gulai ikan karang . 

Darlis, Encim dan puluhan masyarakat daerah itu masih sangat berharap dibangun sarana dan prasarana lainnya . Sehingga kenyamanan pangunjung wisata semakin dirasakan.

"Kita tetap berharap keperdulian pemerintah daerah kepada daerahnhya ini bisa selalu ada, sebab dia dan warga lainnya juga ingin nantinya 

bisa menikmati kemajuan yang sudah ada di kawasan luar  " harapnya

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Hadi Susilo Rabu (18/9) mengungkapkan kedepannya Kapo Kapo akan dijadikan destinasi khusus. Beberapa sarana dan prasarana akan ditingkatkan pembangunannya. 

Salah satunya Kapo Kapo bisa dijadikan lokasi Wisata Perkemahan karena daerahnya sangat cocok untuk itu. Selain itu di Kapo Kapo juga bisa digelar berbagai perlombaa. seperti memancing,wisata selfi ataupun wisata kuliner karena masyarakat sekitar menyediakan aneka makanan tradisional.

"Kedepannya akan banyak iven bisa dibuat di Kapo Kapo dan semua itu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan iven itu digelar untuk meningkatkan kunjungan ke Kapo kapo sehingga homestay di lokasi ini selalu terisi," ujarnya (07)