Painan, Februari ---- Sekitar 125 kepala keluarga di Kenagarian (desa adat) Koto Nan Tigo Utara Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan mendambakan pembangunan jembatan di bantaran sungai Surantih guna kelancaran akses transportasi ke daerah itu. Kami sangat berharap adanya jembatan penyeberangan menghubungkan kampuang (dusun adat) dengan daerah luar di kecamatan ini. Sejak dahulunya belum pernah ada jembatan yang disini. Jika ingin keluar dan masuk kampung ini, kami harus menyeberangi bantaran sungai sekitar 40 meter, ujar Muaslim (50) warga setempat di Sutera, kemarin.
Muaslim mengatakan, jika masyarakat ingin bepergian ke kampung tetangga atau ke Pasar Surantih (ibu kecamatan Sutera), terpaksa menyeberang sungai dengan berjalan kaki tanpa rakit atau perahu. Parahnya lagi bagi anak-anak usia sekolah, setiap pergi dan pulang sekolah, mereka harus menyeberangi sungai tersebut. Kalau musim hujan, kami terpaksa menahan anak-anak untuk tidak sekolah, karena kuatir air sungai menjadi besar dan menghanyutkan anak-anak, katanya.
Selain kelancaran akses transporatsi darat bagi masyarakat sekitar dalam menjalankan aktivitasnya sehari hari, keberadaan jembatan tersebut juga sangat bermanfaat untuk penunjang ekonomi masyarakat sekitar dan Sutera khususnya. Di tempat tersebut terdapat lahan perkebunan dan pertanian masyarakat yang cukup luas. Namun karena akses transportasi yang kurang lancar sehingga lahan tersebut belum dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat.
Dulunya lahan pertanian yang ada telah mulai dibuka. Kami menanam lahan itu dengan berbagai pertanian tanaman pangan seperti jagung, padi dan lainnya, katanya.
Lahan pertanian dan perkebunan yang luas itu kembali mulai menjadi rimba (hutan) yang tidak berguna karena tidak dimanfaatkan akibat sulitnya mengangkut hasil pascapanen untuk dipasarkan keluar daerah itu. Tidak saja itu, jika akses transportasi ke kampung yang merupakan kampung tertua di kecamatan Sutera tersebut nantinya telah lancar dengan tersedianya jembatan, maka sesuai dengan kesuburan tanahnya, daerah tersebut juga bagus sebagai pengembangan perkebunan kakao (coklat).
Ia menyebutkan, daerah (kampung) tersebut hanya berjarak sekitar enam kilometer dari pusat Kecamatan Sutera atau jalan nasional lintas barat Sumatera. Dengan telah tersedianya jembatan yang menghubungkan kampung itu dengan daerah luar nantinya maka sekitar 125 kepala keluarga disana telah terlepas dari ketertinggalan.(04)