Painan, Mei ----
Sekitar 3 ribu masyarakat Nagari (Desa Adat) Salido, Kabupaten Pesisir Selatan membutuhkan pembangunan embung dan jaringan irigasi untuk mengairi areal sawah di daerah itu. Kami sangat berharap pembangunan embung dan jaringan irigasi Nagari Salido, Kecamatan IV Jurai ini kembali dilanjutkan sehingga dapat berfungsi mengairi areal sawah masyarakat, " kata Aprinal (54) warga Salido di Painan, kemarin.
Selama ini sekitar 240 hektar areal pertanian sawah milik masyarakat di nagari itu tidak dapat berfungsi maksimal untuk menanam padi karena minimnya pasokan air. Lahan sawah yang luasnya sekitar 240 hektar itu, hingga kini hanya dapat ditanam padi satu kali dalam setahun karena untuk mengairi areal sawah itu hanya mengharapkan hujan turun dari langit atau lahan tersebut masih tadah hujan akibat tidak berfungsinya pengairan.
Pada tahun 2009, pembangunan embung tersebut sudah dilakukan oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat melalui APBD kabupaten senilai Rp4,5 miliar, namun akibat kemampuan dana saat itu tidak mencukupi hingga selesai sehingga pembangunannya terbengkalai. "Pengerjaan pembangunan embung itu tidak sampai pada penyelesaian sehingga terbengkalai karena masih butuh tambahan dana untuk penyelesaiaan, " kata dia.
Kata dia, saat itu pembangunan embung tersebut hanya berlangsung pada satu tahun itu saja karena pemerintah tidak lagi mengalokasikan anggaran untuk melanjutkan pembangunannya pada tahun berikutnya hingga kini. Jika pembangunan embung tersebut selesai maka produksi padi petani pada lahan seluas 240 hektar tersebut akan meningkat dua kali lipat dari saat ini, sebab petani sudah bisa menanam padi dua kali setahun.
Hal sama juga diungkapkan warga Salido lainnya, Usman (50). Kesulitan pengairan akibat embung belum selesai tersebut berdampak buruk terhadap peningkatan ekonomi masyarakat khususnya petani setempat. Hingga kini areal sawah di nagari ini hanya bisa ditanami padi sekali dalam setahun, akibatnya produksi padi belum dapat ditingkatkan, ujar dia.(04)