Painan, Februari - Masyarakat Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan mengharapkan perhatian pemerintah untuk melakukan perbaikan jaringan irigasi yang rusak di kecamatan itu.
Anwar (55) seorang petani di Pesisir Selatan, kemarin mengatakan, sekitar 3.000 hektar areal pertanian sawah masyarakat di Basa Ampek Balai Tapan tidak bisa ditanami padi pada musim tanam.
Kondisi itu sudah dialami sejak dua tahun terakhir karena rusaknya jaringan irigasi untuk mengairi areal sawah tersebut akibat dilanda bencana banjir.
Menurut dia, sebelum banjir menerjang, jaringan irigasi yang terletak di Ampak Tulak Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan itu berfungsi mengairi lahan sawah masyarakat yang luasnya mencapai 3.000 hektar. Sejak jaringan irigasi mengalami kerusakan, hingga kini lahan sawah tersebut tidak lagi dapat ditanami padi.
Jaringan irigasi mengalami kerusakan akibat tertimbun material longsor dan banjir. Panjang tumpukan (timbunan) material menutipi jaringan sekitar 200 meter pada dua titik sehingga air yang datang dari Sungai Ampak Tulak tidak bisa mengalir ke areal sawah.
Masyarakat sudah berupaya membuang tumpukan dengan swadaya, supaya jaringan tersebut kembali bisa berfungsi mengairi lahan sawahnya. Namun upaya tersebut tidak berhasil karena tinggi dan panjangnya tumpukan tanah tidak memungkinkan dikerjakan oleh masyarakat dengan peralatan yang dimiliki seadanya.
Jaringan irigasi tersebut merupakan satu satunya infrastruktur pertanian menjadi andalan bagi petani dalam mengairi lahan pertanian. Tanpa saluran irigasi, petani di kecamatan itu tidak mampu mengolah lahan secara maksimal sebagai tumpuan perekonomiannya.
Mengingat pentingnya keberadaan irigasi itu, ia sangat berharap adanya perhatian pemerintah melalui pihak berwenang untuk segera melakukan perbaikan, setidaknya memindahkan material longsor dari saluran tersebut sehingga air dapat lancar ke areal sawah.(04)