Pesisir Selatan--Selain memiliki jaminan pasar dan ekonomi tinggi, jagung juga memiliki potensi lahan yang cukup luas bisa dikembangkan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Berdasarkan berbagai keunggulan itu, maka masyarakat petani ditantang untuk juga mengembangkan komoditi jangung selain tanaman padi di daerah itu.
Harapan itu disampaikan Bupati Pessel, Hendrajoni kepada pesisirselatan.go.id Selasa (6/8).
"Jagung merupakan salah satu komoditi petani dengan harga yang cukup menjanjikan. Dengan biaya rendah serta juga mudah dalam perawatan, tanaman ini memiliki pasar yang menjanjikan. Dari itu saya berharap kepada petani untuk juga melakukan pengembangan tanaman ini, selain tanaman padi," katanya.
Dikatakan juga bahwa jagung bisa menjadi alternatif pada lahan tidur, terutama sekali pada bekas sawah tadah hujan yang sudah mengalami kekeringan.
"Jika pemanfaatan terhadap lahan-lahan itu bisa dilakukan, maka Pessel akan bisa menjadi daerah sentra jagung Sumbar di masa datang. Bahkan selain lahan tidur, dan lahan tadah hujan, potensi pengembangan lahanya masih ada seluas 2.500 hektare. Itu tersebar di 15 kecamatan yang ada. Belum lagi pada lahan pertanian yang ada melalui sistem tanam silang," ungkapnya.
Dia juga berharap Distanhorbun sebagai instansi terkait juga mampu mencetak petani di daerah itu juga pintar memproduksi makanan dari olahan jagung.
" Karena jagung bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan, maka saya juga menginginkan Distanhorbun Pessel tidak hanya mampu mencetak petani untuk pintar meningkatkan memproduksi jagung saja. Tapi juga pintar memproduksi produk makanan dari olahannya," harap Hendrajoni.
Agar harapan itu benar-benar tercapai, maka dia meminta kepada dinas tersebut juga bisa membangun kemitraan dengan balai-balai penelitian dan pengolahan hasil pertanian, atau mengirim petani jagung untuk magang bagai mana cara pengelolaan jagung ke daerah lain.
Kepala Distanhorbun Pessel, Nusirwan dengan didampingi Kepala Bidang (Kabid) ketika dihubungi mengatakan bahwa pihaknya memang terus mendorong masyarakat petani di daerah itu menjadikan tanaman jagung sebagai komoditi unggulan setelah padi.
"Walau demikian, produksinya sempat menurun tahun 2018 dibanding tahun sebelumnya. Saya katakan demikian, sebab tahun 2018 produksi jagung Pessel sebanyak 135.484,40 ton dari luas panen 18.109,10 hektare. Sebab tahun 2017 produksi jagung Pessel sebesar 169.101,60 ton. Jumlah itu berdasarkan pula pada luas panen yang saat itu mencapai 20.828,60 hektare," ungkapnya.
Ditambahkan lagi bahwa tahun 2016 produksi jagung Pessel 158.159,50 ton, dari luas panen 19.846 hektare, dan tahun 2015 sebesar 108.894 ton pula, dari luas panen 12.916 hektare.
Lebih jauh dijelaskan bahwa tahun 2017 Pessel sempat menjadi daerah terbesar kedua produksi jagungnya di Sumbar, setelah Kabupaten Pasaman Barat.
"Agar kedepan jagung tidak hanya dijadikan sebagai bahan komoditi utama untuk pakan ternak, sehingga kita akan berupaya pula menciptakan tenaga yang terampil dalam mengembangkan jagung menjadi berbagai olahan makanan," ujarnya.
Upaya itu dilakukan melalui kerja sama kelompok tani dengan TP PKK yang ada, baik di tingkat daerah, kecamatan hingga ke tingkat nagari. (05)