Pesisir Selatan - Lahan pertanian jeruk yang dimiliki oleh Kenagarian Setara Nanggalo berpotensi besar untuk dikembangkannya sebagai kawasan agrowisata. Dimana agrowisata adalah pariwisata berbasis pertanian yang memberikan angin segar bagi para petani dan masyarakat umum untuk dapat memperluas sektor pertanian yang selama ini mereka geluti menjadi objek pariwisata bagi para wisatawan minat khusus.
Apalagi Kenagarian Setara Nanggalo merupakan salah satu nagari yang termasuk dalam kawasan Mandeh, upaya untuk menjadi kawasan ini sebagai kawasan agro sangat cocok, sehingga wisatawan selain menikmati wisata bahari juga bisa menikmbati wisata agro atau wisata petik buah jeruk.
Walinagari Setara Nanggalo Suhemi Senin (18/3) mengungkapan lahan pertanian jeruk yang ada di kenagariannya berada di Kampung Sei Tawar sekitar 187 hektar dan diolah sekitar 100 kepala keluarga. Dan usaha ini telah dilakoni warga semenjak 7 tahun belakangan ini. Hasil yang diperoleh masyarakat dari berkebun jeruk ini cukup besar, apalagi harga jeruk yang dipasarkan yaitu setiap Kilonya Rp 10.000 -Rp 15.000,-. Dan dari satu hektar lahan milik masyarakat setiap minggunya bisa panen jeruk hingga 1/2 ton buah.
"Sebelumnya lahan milik masyarakat ini diolah dan ditumbuhi tanaman sawit, namun harga sawit cenderung turun maka masyarakat beralih menanami lahannya tersebut dengan tanaman jeruk dan hasilnya sangat berhasil dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya," ujarnya
Dan untuk lebih meningkatkan perekonomian masyarakat petani jeruk direncanakan kawasan pertanian warga itu diubah menjadi kawasan Agrowisata dimana Pembudidayaan dan Perluasan dari sektor pertanian ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan para petani pada khususnya. Hal ini tentu diperlukan berbagai upaya dan kolaborasi dari sektor lain untuk mencapainya, dengan memperhatikan asas berkelanjutan dan kerja sama berbagai pihak terkait untuk mengentaskan kemiskinan.
Menurutnya berbagai sarana dan prasarana akan dibangun dikawasan ini nantinya. Dan beberapa lahan masyarakat akan dijadikan sebagai lahan percontohan dan nantinya wisatawan bisa melakukan petik buah jeruk dan mengenal beberapa cara terkait budidaya jeruk selain itu wisatawan juga bisa membawa pulang buah jeruk tersebut dan harganya sesuai dengan harga biasa yang dijual pedagang.
"Selama ini buah jeruk ini hanya dijual oleh pemilik kebun untuk pasokan kebutuhan Kabupaten Pessel, Padang dan wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Mandeh. Tetapi untuk kedepannya penghasilan warga bisa bertambah karena lahan mereka juga dikunjungi wisatawan dan ada nilai tambah yang akan didapatkan oleh pemilik lahan," ujarnya
Sementara itu pengakuan beberapa petani Jeruk di Kenagarian Setara Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan mereka mengaku memanfaatkan lahan tidur dan lahan perkarangan rumah untuk tanaman jeruk karena tanamannya yang tidak sulit perawatan dan musim panen yang panjang
Muslim 45 seorang petani Jeruk di Teluk Raya ketika ditemui diladangnya mengungkapkan untuk bisa meningkatkan ekonomi keluarga, lahan tidur yang merupakan lahan tidak produktif diolahnya dan ditanami jeruk merupakan solusi yang tepat.
"Bila dikelola dengan baik tentu akan membuahkan hasil yang baik."Bibit dan tata tanam yang tidak sulit serta dalam waktu 2,5 tahun sudah bisa dipanen dengan jangka panen yang lama mencapai 10 tahun," ujarnya