Painan, Mei 2014.
Nelayan pukat tepi (pukat tarik-red) di Pesisir Selatan sulit menurunkan alat tangkap berupa pukat semenjak sepekan terakhir. Penyebab sulitnya nelayan menurunkan pukat tepi disebabkan gelombang besar dan banyaknya ubur ubur yang hanyut ke pantai.
Acap (60), nelayan pukat tepi di Ampiang Parak Sutera Senin (5/5) mengatakan, gelombang atau ombak semenjak sepekan terakhir cenderung besar, maka bila dipaksakan turun melaut pukat cenderung hanyut dan sulit dikendalikan. Bahkan pada beberpa kali ia mencoba menurunkan, pukat justeru berpilin dan hanyut terbawa ombak.
Dikatakannya, ombak besar seperti ini sangat mengganggu dan menyebabkan nelayan pukat tepi mengalami kerugian. "Sepekan terakhir tidak hasil tangkapan. Pada beberapa kali pukat diturunkan yang diperoleh hanyalah tumpukan hutang. Anak pukat perlu biaya harian, dan terpaksa pemilik pukat meminjamkan uang ke pihak lain untuk memenuhi kebutuhan," katanya.
Selanjutnya Siabus (62) nelayan pukat tepi di Kambang Kecamatan Lengayang menyebutkan, gelombang besar yang terjadi sepekan terakhir disebabkan tingginya dorongan angin selatan. Angin selatan akan rutin datang setiap enam bulan dengan masa sekitar lima belas hari. Selain itu buruknya cuaca mengakibatkan hewan laut yang bernama ubur ubur terdorong ke tepi.
"Saya sepekan terakhir memang memaksakan diri untuk menurunkan pukat. Meski demikian hasil yang didapatkan jauh dari yang di harapkan. Setiap kali pukat turun, maka pukat tersebut dipenuhi ubur ubur," katanya menjelaskan.
Dikatakannya, ubur ubur selain tidak bisa dimafaatkan nelayan juga akan merusak pukat. Setiap kali masuk pukat jumlahnya banyak dengan berat keseluruhan mencapai lima ton. "Kami tidak punya daya untuk menyingkirkan atau mengusir ubur ubur tersebut. Namun biasanya bila musim angin selatan ubur ubur tidak ada lagi," katanya.
Manfaatkanlah PPI
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pessel Yoski mengimbau nelayan untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di PPI. Pusat Pendaratan Ikan baik yang ada di Kambang maupun di tempat lain.
PPI merupakan sarana bagi para nelayan agar usaha penangkapan ikan dapat dikontrol pemerintah. Selain itu, PPI memiliki peran sangat penting untuk kesejahteraan nelayan.
"Kini pemahaman terhadap pentingnya manajemen pengelolaan hasil tangkap belum diketahui nelayan. Umumnya nelayan masih melakukan transaksi dan pengelolaan hasil tangkap secara tradisional," katanya.
Disebutkan Yoski, seluruh fasilitas yang ada di PPI Kambang misalnya dapat dimanfaatkan nelayan. Misalnya TPI. Hingga kini masih banyak nelayan yang masih melakukan penjualan ikan ditempat yang tidak resmi. "Akibat dari itu, nelayan sering berada pada posisi yang tidak diuntungkan. Harga ikan kadang tidak berada pada harga yang layak," katanya.
Selain itu PPI Kambang juga memiliki pabrik es. Pabrik es dengan kemampuan produksi 200 batang itu juga dipersiapkan untuk memudahkan nelayan mengelola ikan pasca tangkap. Nelayan tidak perlu lagi mencari es dengan harga yang relatif tinggi.
Sementara itu Okong salah satu pemilik kapal yang melakukan aktifitas di PPI Kambang menyebutkan, ia merasa senang dengan sosialisasi PPI Kambang. Namun selama ini PPI Kambang belum dimanfaatkan secara baik oleh nelayan.
"Proses pelelangan ikan misalnya, memang selama ini belum terkoordinir dengan baik. Untuk itu, pemerintah perlu memberikan pemahaman dan sosialisasi terhadap seluruh fasilitas yang ada di PPI," katanya.(09)