• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

12 Mei 2014

343 kali dibaca

Pasar Tradisional Urat Nadi Ekonomian Pessel

Painan, Mei 2014.   

Pasar tradisional sebagai urat nadi perekonomian Pesisir Selatan (Pessel) terus dibenahi dan ditata. Sejumlah pasar masih terlihat semrawut dan tumpah. Terkait dengan itu, pemerintah setempat melakukan upaya pengembangan pasar tradisional. Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan penataan pada sejumlah pasar tradisional di Pessel

"Pasar Asam Kumbang, Bayang Utara misalnya, telah di perluas. Termasuk mengganti hari pasar dari Kamis menjadi Sabtu. Itu salah satu contoh penataan yang telah dilakukan pemerintah," kata Nasrul Abit, Bupati Pessel,Senin (12/5).

Tujuan perluasan dan penggantian hari tersebut menurutnya, agar tingkat transaksi masyarakat tinggi. Sebelumnya, disini transaksi terbilang besar, namun pasar sangat sempit dan berbenturan dengan sejumlah pasar yang ada di kecamatan tetangga.

"Peningkatan sarana pasar dan penataan hari pasar tradisional ini, akan memberikan  nilai tambah  terhadap kenyamanan masyarakat serta meningkatkan transaksi. Sebab jika kenyamanan itu tidak tercapai, maka kehadiran pasar tradisional ini bisa ditinggalkan masyarakat secara perlahan-lahan," katanya.

Dikatakannya, meski  kehadiranya pasar tradisioanal ini tidak melulu berkait dengan  berapa kontribusi ke daerah dalam bentuk PAD, tapi  bagai mana pasar tradisional itu dipandang sebagai kebutuhan masyarakat dalam bentuk pelayanan publik, sehingga tingkat kunjunganya semakin meningkat, dan menjadi  pusat kunjungan wisata bagi masyarakat, tingkat transaksi semakin tinggi, yang pada akhirnya bermuara ke pada peningkatan pendapatan masyarakat.  

Sebelumnya menurut Nasrul Abit, Pasar Air Haji, Pasar Inderapura, Pasar Tapan juga telah mengalami sejumlah perombakan dan perbaikan. Khusus Tapan, pasarnya didesain sebagai pasar yang mampu menampung kunjungan masyarakat dari provinsi tetangga. Misalnya Bengkulu dan Kerinci.

"Sekarang jumlah pasar tradisional yang membutuhkan peningkatan dan pengambangan sarana itu ada sebanyak 37 unit yang tersebar di 12 kecamatan yang ada. Pengembangan masih terkendala anggaran dan sejumlah regulasi lainnya," ujarnya.

Ditambahkanya, dengan dijadikanya pasar sebagai pusat transaksi oleh seluruh masyarakat, maka kekuatan ekonomi yang berbasis pedagang kecil akan tercipta. Sebab, masyarakat yang datang ke pasar bukan saja untuk bertransakasi, tapi juga sebagai tempat kunjungan untuk berekreasi, baik bagi keluarga, maupun bagi kalangan bisnis.

Hal yang seperti ini, bulumlah tercipta di daerah ini, sehingga perkembangan ekonomi di sektor perdagangan terlihat monoton dari tahun ketahun. Bahkan bisa dikatakan semakin menurun. Sebab masyarakat di daerah ini, lebih suka berbelanja ke luar daerah ketimbang  di daerahnya sendiri. Salah satu penyebabnya, karena keterbatasan sarana dan prasarana itu sendiri.

Jika, pengembangan pasar tradisional  yang di barengi dengan peningkatan petugas pelayanan tercapai,  maka pasar yang indah dan bersih akan tercipta. Ujung-ujungnya tentu bermuara ke pada peningkatan transaksi pedagang.

Begitu juga dengan hasil produksi masyarakat baik yang bergerak disektor kelautan perikanan,   pertanian dan perkebunan,  tentunya mereka akan lebih cendrung  melakukan transaksi di pasar-pasar tradisional, yang sudah memiliki sarana yang di harapkan itu. (09)