Oleh: Yoni Syafrizal
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan (Pessel) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul, khususnya di sektor ketenagakerjaan dan kewirausahaan. Salah satu upaya nyata dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan vokasi berbasis proyek (Project Based Learning/PBL) oleh UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Painan.
Pelatihan ini secara resmi dibuka pada Senin, 6 Oktober 2025, di Laban Salido dan melibatkan 80 peserta dari berbagai kecamatan di wilayah Pesisir Selatan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, UMKM, dan Tenaga Kerja Kabupaten Pesisir Selatan.
Plt Kepala Dinas, Gunawan, menyebut bahwa program ini merupakan langkah strategis Pemkab dalam menciptakan angkatan kerja yang tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga mampu berinovasi dan membuka lapangan pekerjaan secara mandiri.
"Kami ingin agar pelatihan ini benar-benar menjadi jalan bagi generasi muda untuk tidak hanya mencari kerja, tetapi menciptakan kerja. Semangat wirausaha harus tumbuh dari pelatihan seperti ini," ungkap Gunawan saat diwawancarai, Kamis (9/10/2025).
Ia menegaskan bahwa pelatihan vokasi yang mengusung pendekatan berbasis proyek memiliki dampak lebih besar dalam pembentukan karakter dan kesiapan peserta dalam menghadapi dunia kerja modern.
Pelatihan ini terbagi dalam lima program unggulan, yaitu: Digital Office Administration berbasis Google Workspace, Hydroponic Automation System, Automatic Irrigation System, Pembuatan Konten Pemasaran berbasis Aplikasi Smartphone, dan Pemasangan Sistem Integrasi Bangunan Cerdas.
Kelima program tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis kebutuhan pasar tenaga kerja dan potensi kewirausahaan yang bisa dikembangkan di daerah. Dengan pendekatan ini, peserta tidak hanya dibekali kemampuan teknis, tetapi juga diarahkan untuk menjadi pelaku usaha di bidang masing-masing.
Menurut Gunawan, pelatihan diawali dengan penguatan soft skill sebagai fondasi penting dalam membangun mental dan karakter wirausaha. Dalam sesi ini, BLK Painan menggandeng pelaku UMKM sukses sebagai narasumber inspiratif.
"Pelaku UMKM yang hadir memberikan motivasi, berbagi pengalaman, hingga tips mengelola usaha kecil. Ini menjadi tambahan semangat bagi peserta untuk yakin memulai usaha, sekecil apa pun," tambah Gunawan.
Dikatakan juga bahwa pelatihan tersebut bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri. Sebab setelah pelatihan selesai, peserta akan mendapatkan pendampingan lanjutan berupa akses permodalan, pelatihan tambahan, hingga bantuan pemasaran.
"Pemkab Pessel melalui dinas akan terus memantau dan membina peserta pelatihan yang serius ingin mengembangkan usaha. Kita siapkan ekosistemnya, mulai dari pelatihan hingga praktik usaha di lapangan," ujarnya.
Ia juga mengajak berbagai pihak, termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, komunitas lokal, hingga media, untuk turut serta mendukung pelatihan vokasi di daerah. Sinergi multipihak dinilai penting untuk menciptakan SDM berkualitas.
Gunawan berharap, melalui pelatihan ini, akan lahir generasi muda Pessel yang produktif, inovatif, dan mencintai kampung halamannya. "Kami ingin anak-anak muda kita sukses di tanah kelahirannya, tidak harus merantau untuk sekadar mencari penghidupan," pungkasnya.
Salah satu yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu mengajak peserta untuk percaya pada proses dan tidak takut gagal dalam berwirausaha.
Disebutkan Gunawan bahwa metode Project Based Learning dipilih karena terbukti efektif dalam menumbuhkan keterampilan dan daya pikir kritis peserta pelatihan.
"Peserta tidak sekadar menerima teori di kelas. Mereka langsung mengerjakan proyek nyata, simulasi sistem, membuat produk, dan menyelesaikan tantangan berbasis proyek di bidang masing-masing," ungkapnya.
Gunawan menjelaskan bahwa pelatihan berbasis proyek mendorong peserta untuk belajar kolaborasi, komunikasi, manajemen waktu, dan pemecahan masalah. Nilai-nilai ini penting untuk membentuk SDM yang tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga unggul secara mental dan sosial.
Menurutnya, setiap program dirancang agar peserta mampu menghasilkan karya nyata selama pelatihan. Misalnya, peserta program pemasaran digital akan membuat konten promosi untuk UMKM lokal secara langsung menggunakan aplikasi di smartphone.
Sementara itu, peserta program pertanian modern seperti hidroponik dan irigasi otomatis akan membuat prototipe sistem pertanian yang bisa diterapkan di lingkungan tempat tinggal mereka.
Pendekatan ini menjadi bentuk nyata integrasi antara pelatihan kerja dan solusi berbasis potensi lokal. Peserta didorong untuk tidak hanya belajar, tetapi juga menjawab kebutuhan masyarakat sekitar.
Lebih jauh, kegiatan ini juga diharapkan membangun ekosistem ekonomi lokal yang lebih kuat dan adaptif terhadap perkembangan teknologi dan digitalisasi. Pelatihan ini memberi peluang besar bagi munculnya pelaku usaha baru dari kalangan muda.
Dengan adanya pelatihan vokasi berbasis proyek ini, Kabupaten Pesisir Selatan semakin memperkuat perannya sebagai daerah yang peduli terhadap pengembangan SDM dan pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat.
Langkah ini juga sejalan dengan visi pembangunan daerah untuk menjadikan masyarakat Pesisir Selatan lebih mandiri, berdaya saing, dan sejahtera melalui pendidikan vokasi yang terarah dan berkelanjutan.