Painan, Januari ----
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memprioritaskan pembangunan infrastruktur evakuasi dan sumberdaya manusia untuk mengurangi resiko jatuhnya korban tsunami. Kita akan terus memperbanyak infrastruktur yang dibutuhkan untuk penyelamatan masyarakat dari korban tsunami. Sesuai dengan letaknya dipinggir pantai, daerah ini sangat rawan akan bencana tersebut, kata Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit ketika dihubungi di Painan kemarin.
Menurut Nasrul Abit, upaya penyelamatan itu akan lebih baik dilakukan sebelum bencana itu datang dengan mengantisipasi sebelum terjadi sehingga dapat memperkecil jumlah jatuhnya korban jiwa pascabencana tersebut.
Bencana gempa bumi disertai tsunami yang terjadi di Aceh pada akhir tahun 2004 dan Jepang pada Maret 2011 dapat dijadikan sebagai contoh dan pedoman bagi pemerintah serta masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana.
Tidak saja berbagai infrastruktur memadai yang diperlukan dalam rangka penyelamatan dari korban jiwa, sumberdaya manusia juga sangat penting dan perlu sebagai upaya dalam penyelamatan tersebut. Manusia itu sendiri harus mengetahui tentang bencana yang bakal terjadi serta bagaimana cara melakukan penyelamatan dari bencana itu, ungkap Nasrul Abit.
Maka itu kata Nasrul Abit, pemerintah kabupaten setempat juga akan melakukan berbagai macam bentuk pelatihan, simulasi dan sosialisasi penanganan bencana kepada masyarakat dengan bekerjasama berbagai pihak, baik Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun pihak lainnya. Sedangkan untuk infrastruktur tersebut pemerintah kabupaten setempat akan memperbanyak pembangunan jalan evakuasi tsunami, rambu-rambu, shelter (tempat evakuasi) dan prasarana pendukung lainnya yang dirasakan perlu untuk meminilisir korban jiwa dari bencana tersebut khususnya tsunami.
Pada tahun lalu (2011), pemerintah kabupaten setempat telah berhasil membangun dua unit shelter dari dana sisa bantuan gempa tahun 2007 yang terletak di Kenagarian Amping Parak Kecamatan Sutera dan Muaro Kandih Kecamatan Pancung Soal. Pembangunan shelter itu akan dilakukan pada setiap daerah yang rawan akan bencana, baik banjir, tanah longsor, gempa dan tsunami.
Namun daerah prioritas pembangunan shelter itu adalah yang paling rawan akan bencana tsunami yakni daerahnya yang memiliki penduduk banyak, jarak daerahnya jauh dari bukit dan dekat dengan pantai. Mengantisipasi jatuhnya korban jiwa dari dampak tsunami itu juga, saat ini kabupaten itu sudah memiliki tiga nagari siaga bencana tsunami diantaranya nagari Sago, Salido (Kecamatan IV Jurai) dan Surantih (Kecamatan Sutera). Tiga nagari itu memiliki daerah ketinggian yang bisa dijadikan sebagai tempat evakuasi. Pengembangan program nagari siaga ini akan di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sebagai mana direncanakan.(04)