• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

30 Mei 2013

255 kali dibaca

Pemerintah Ganti Ikan Warga Yang Mati Di Muara Ampiang Parak

Painan, Mei 2013.   

Pemerintah Pesisir Selatan segera datangkan benih ikan ke Muara Ampiang Parak. Benih ikan tersebut rencananya untuk mengisi sejumlah keramba jaring apung yang saat ini dalam keadaan kosong. Namun sebelum itu didatangkan, sejumlah proses harus dilalui.

Penggantian ikan tersebut terkait dengan bencana matinya puluhan ribu ikan di Muara Ampiang Parak beberpa waktu lalu akibat berubahnya kadar garam di muara tersebut.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pessel Edwil Noer, penggantian ikan akan dilakukan secepatnya. Yang jelas petani ikan membuat berita acara bahwa ikan mereka mengalami kematian. Dan ikan pengganti tetap dengan jenis yang sama yakni ikan nila air payau.

"Sebelum ikan dimasukkan kekeramba warga, ikan tersebut di payaukan dulu. Benih ikan akan mengalami masa karantina agar bisa menyesuaikan diri dengan air payau. Tujuannya agar ikan tidak mengalami kematian lagi," katanya menjelaskan.

Disebutkannya, Pesisir Selatan fokus untuk mengembangkan ikan budidaya termasuk jenis ikan nila. "Artinya agar masyarakat tidak merugi, pemerintah melalui pihak ke tiga segera mengganti ikan yang telah mengalami kematian mendadak di Muara Ampiang Parak," katanya menjelaskan.

Pantauan Pesisir Selatan .go.id sekitar 20 ribu ikan jenis nila milik petani keramba di Muara Ampiang Parak mati mendadak pada hari Sabtu (18/5) hingga Minggu (19/5).

Puluhan ribu ikan seukuran dua jari tersebut tampak mengambang dalam keramba jaring apung milik warga. Kondisi ikan sudah tampak memutih. Dimuara Amping Parak saat ini terdapat sekitar 30 kotak keramba jaring apung, dimana setiap sepuluh kotak berada dalam satu kerangka keramba besar.

Walinagari Amping Parak Bustami menyebutkan, ia telah mendapat laporan dan melaporkan ke Pemerintah Kabupaten terkait matinya puluhan ribu ikan di keramba. "Saat mendapat laporan bahwa telah terjadi kematian pada puluhan ribu ikan di Muara Amping Parak saya langsung meninjau lokasi, lalu setelah itu memberikan laporan," katanya.

Menurut Bustami, matinya puluhan ribu ikan milik warga diduga bukan akibat keracunan, akan tetapi akibat gagalnya ikan tersebut beradaptasi dengan lingkungan Muara Amping Parak.

"Kenapa saya katakan bukan keracunan, soalnya jenis ikan lain yang ada di Muara Amping Parak tidak mengalami kematian, kecuali kan jenis nila
tersebut," katanya.

Sementara itu Novendra Arianto (38) salah seorang pemilik keramba jaring apung di Amping Parak menyebutkan, ia mengetahui ikannya mati pada Sabtu pagi. Pada saat itu, ikan miliknya tidak satupun yang hidup.

Senada dengan Bustami, Novendra Arianto juga menduga kematian ikannya bukan keracunan. "Beberapa hari terakhir air pasang terbilang besar, sehingga dengan meningkatnya air pasang jiga menyebabkan meningkatnya kadar garam di Muara Amping Parak. Akibat perubahan kadar garam air muara, ikan ikan yang dipelihara masyarakat menggunakan keramba tidak
bisa menyesuaikan diri," katanya.

Disebutkan Novendra, ikan nila yang dipelihara masyarakat adalah jenis ikan yang hidup di air payau, namun akibat kadar garam beberapa hari terakhir di Muara Amping Parak meningkat, maka ikan gagal beradaptasi dengan kondisi air yang baru tersebut.(09)