Painan, April ----
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mengimbau masyarakat khususnya nelayan yang menangkap ikan di perairan laut kabupaten itu agar dapat menjaga ekosistem laut dalam menangkap ikan.
"Mari bersama sama menjaga ekosistem laut, jangan memakai bahan peledak dan racun dalam menangkap ikan di laut karena dapat merusak ekosistem di dalamnya, " kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pesisir Selatan Yosky Wandri di Painan, kemaren.
Hingga kini sekitar 70 persen terumbu karang dari luas 1.278 hektare yang ada di wilayah laut kabupaten itu sudah mengalami kerusakan.
Kerusakan itu disebabkan oleh beberapa hal seperti pemakaian bahan peledak, potas (racun ikan), pengeboman ikan dan lainnya. Akibatnya populasi ikan di perairan laut kabupaten itu tiap tahunnya terus mengalami penurunan drastis.
Kondisi itu sungguh sangat memperihatinkan, bila cara-cara tersebut terus berlanjut sehingga beberapa tahun ke depan kerusakan terumbu karang akan lebih parah lagi dan dapat berdampak buruk terhadap perekonomian nelayan.
Menurutnya, keberadaan terumbu karang sangat mempengaruhi kelangsungan ekosistem laut, termasuk kehidupan sumber daya hayati di dalamnya. Terumbu karang merupakan tempat bertelur jenis ikan strategis, seperti ikan tuna dan lainnya.
Kepala Bidang Pengawasan Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Pesisir Selatan Zaitul Ikhlas mengatakan kondisi alam juga dapat merusak ekosistem laut.
Seperti halnya banjir juga salah satu penyebab rusaknya terumbu karang. Meskidemikian penyebab terparah kerusakan tersebut adalah akibat tangan manusia yang memanfaatkan bahan peledak dan racun dalam menangkap ikan di laut. (04)