Painan, Februari ----
Pengembangan potensi pariwisata mesti dilakukan, apalagi lokasi wisata baru yang memiliki potensi menjanjikan.Guna peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Apalagi jika dikembangkan dengan baik maka para wisatawan dari lokal maupun asing tidak ragu ragu untuk mendatangi kawasan wisata tersebut jika pengelolaan dan kenyamanan wisatawan dapat dijamin.
Seperti pengembangan kawasan wisata baru Pantai Muara Pulau Karam Kecamatan Koto XI Tarusan akan segera dikembangan secara profesional oleh kenagarian sehingga nantinya pembukaan kawasan wisata pantai ini mendatangkan pundi rupiah untuk pembangunan nagari.
Walinagari Pulau Karam Yose Rizal mengungkapkan, jika kawasan pantai ini dikelola dengan baik maka memberikan kontribusi positif bagi masyarakat setempat. Akan banyak masyarakat mengais rezeki jika kawasan pantai ini dikelola dengan baik.
Menurutnya, saat ini pihak kenagarian bersama dengan Badan Musyawarah (Bamus) nagari sedang menyiapkan peraturan nagari (Perna) untuk pengelolaan kawasan pantai pulau karam itu.Yang nantinya akan mendatangkan pendapatan untuk pembangunan nagari.
"Kalau pantai itu dikelola menjadi kawasan wisata, maka wisatawan akan banyak berdatangan. Bahkan, anak-anak sekolah bisa melakukan berbagai kegiatan di sana sambil membuat kemah. Dampak dari kunjungan wisatawan dan anak-anak sekolah akan memberikan pemasukan ekonomi bagi masyarakat sekitar" ujarnya.
Dari pantauan media ini setiap sore apalagi hari libur sangat banyak wisatawan lokal memenuhi kawasan pantai ini yang sangai landai itu, mereka melakukan aktifitas seperti mandi mandi dipantai atau hanya sekdar duduk duduk dipinggir pantai yang memang menawarkan keindahan .
Kawasan pantai Pulau Karam terletak tidak jauh dari ibu kabupaten (Painan) dan berhadapan langsung dengan lautan Indonesia. Lokasi Muara Pulau Karam hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari Painan dan 40 kilometer dari Kota Padang. Daerah itu sangat bagus dan berpotensi menjadi pengembangan wisata perkemahan.
Luas lokasi yang bisa dijadikan juga bisa sebagai tempat wisata perkemahan karena dua kilometer siap dibebaskan dari masyarakat pemilik lahan jika pemerintah membutuhkan untuk pengembangan wisata tersebut.
Di lokasi tersebut terdapat alur sungai yang tidak lagi memiliki muara atau orang Minangkabau menyebutnya sebagai sungai mati (danau kecil) sehingga cocok dijadikan sebagai kawasan pengembangan tambak udang. Panjang sungai yang berjarak sekitar tiga kilometer dari jalan nasional lintas barat Sumatera di kabupaten itu sekitar satu kilometer dan lebar 90 - 100 meter.
Sebelah barat, selatan dan utara sungai itu tersuguh dataran pasir (pantai) yang ditumbuhi pohon cemara laut yang sudah berumur belasan tahun dan berbatas hingga bibir pantai. Suasana nyaman dengan embusan angin laut terpancar dari lokasi yang bersahaja itu. Sedangkan sebelah timur, dari tebing sungai ditumbuhi pohon kelapa milik masyarakat yang sudah berumur belasan bahkan puluhan tahun.
"Swadaya masyarakat sangat tinggi dalam pengembangan kawasan ini karena masyarakat juga merasa memiliki kawasan ini, jadi jika nantinya kawasan ini bisa maju maka dampak ekonomi bisa dirasakan oleh masyarakat," lanjutnya (07)