Painan, Mei 2015
Setelah menarik pukat terbanyak, kini peniup pupuik katopong terbanyak pecahkan rekor Muri ketika pergelaran seni budaya yang dikemas dalam gebyar pendidikan tahun 2015 di lapangan Gadih Basanai Surantiah, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sabtu (30/5).
Kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan itu dihadiri Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, Bupati Nasrul Abit, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel, Rusma Yul Anwar dan sejumlah kepala SKPD lainnya.
Piagam penghargaan Muri tersebut diserahkan oleh Senior Manejer Muri, Jusuf Ngandri kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel, Rusma Yul Anwar.
Jusuf Ngandri mengatakan, di Indonesia baru pertama kali dilakukan pergelaran seni budaya meniup pupuik katopong terbanyak dengan jumlah peserta 2015 orang. Mereka merupakan siswa SMP dan SMA se kabupaten.
"Hal ini patut diapresiasi dengan pemberian penghargaan Muri dan tercatat sebagai sejarah. Penghargaan ini hendaknya dapat memotivasi semua pihak untuk melestarikan kesenian tradisional. Kemudian generasi muda lebih mencintai seni budaya senidiri," ujarnya.
Disebutkan, dewasa ini kesenian tradisional mulai terpinggirkan oleh budaya asing. Namun melalui pergelaran ini hendaknya mampu menghidupkan kembali sebuah karya lokal yang unik dan mampu memberikan daya tarik kepada siapa saja yang menyaksikan. Ke depan hendaknya terus dilestarikan.
"Kalau perlu digelar pula even meniup pupuik katopong baik tingkat nagari, kecamatan, kabupaten maupun provinsi sehingga seni budaya tersebut tetap dicintai," pintanya.
Menurutnya, Pessel sudah dua kali mendapat penghargaan dari Muri. Pertama, menarik pukat terbanyak, dan yang kedua meniup pupuik katopong terbanyak.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengapresiasi terobosan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel yang sangat peduli dengan seni budaya tradisional. Itu dibuktikan dengan pergelaran seni budaya meniup pupuik katopong, salah satu alat kesenian tradisional asli Pessel.
"Kita sudah lama tidak melihat alat kesenian itu. Padahal, alat tersebut merupakan salah satu kekayaan budaya minangkabu yang harus dilestarikan. Kemudian bunyi yang dihasilkan begitu menarik," ucapnya.
Bupati Pessel, Nasrul Abit pada kesempatan itu mengajak seluruh elemen masyarakat melestarikan seni budaya tradisional daerah tersebut seperti pupuik katopong.
"Pupuik katopong menjadi salah satu alat kesenian tradisional khas Pessel yang mudah dibuat, ramah lingkungan dan menghasilkan suara yang indah. Dulu, pupuik katopong digelar saat pesta pernikahan, usai panen padi dan hari-hari bersejarah lainnya. Akan tetapi, seiring waktu dan gencarnya budaya asing, maka pupuik katopong mulai dilupakan," ungkapnya.
Sementara Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Rusma Yul Anwar menjelaskan, pergelaran seni budaya tradisional dalam gebyar pendidikan tahun ini bertujuan memunculkan kesedaran masyarakat untuk melestarikan berbagai bentuk seni budaya.
"Kita juga berharap agar generasi muda mencintai budaya sendiri, salah satunya pupuik katopong. Alat kesenian tradisional ini terbuat dari daun kelapa tua dan batang padi. Kemudian dibuat seperti teropet. Membuatnya tidaklah sulit dan bahan-bahan tadi mudah didapat," katanya.
Lanjutnya, atas nama Pemkab Pessel, pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Muri yang telah memberikan penghargaan atas pergelaran seni budaya meniup pupuik katopong terbanyak yakni 2015 orang sesuai dengan tahun ini.
Sedangkan gebyar pendidikan merupakan agenda tahunan yang digelar Dinas Pendidikan. Pada kegiatan itu ditampilkan berbagai kreatifitas siswa dari berbagai sekolah, lomba sejumlah cabang olah raga dan seni budaya, kecerdasan dan bidang keagamaan, ulasnya. (03)