Pesisir Selatan--Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terutama sekali bagi bayi diwabah lima tahun (Balita), pemerintah daerah kabupaten (Pemdakab) Pesisir Selatan (Pessel) melalui Dinas Kesehatan, alokasikan anggaran sebesar Rp1,8 miliar.
Anggaran sebesar itu, sebagai persiapan untuk mengatur asupan gizi, serta makanan tambahan yang dibutuhkan untuk kesehatan balita guna menurunkan angka stunting (penderita kurang gizi kronis), serta gizi lebih dan penderita kurus sekali.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinas Kesehatan (Sekdinkes) Pessel Yuni Andra, Selasa (3/9) kepada penulis pesisirselatan.go.id.
Dia menyapaikan bahwa sampai sekarang persoalan gizi bagi balita masih perlu mendapatkan perhatian serius pemerintah.
"Berdasarkan hal itu, sehingga di tahun 2019 ini kita mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,8 miliar. Dana ini akan digunakan untuk mengatur asupan gizi, serta makanan tambahan guna menurunkan angka penderita kurang gizi kronis, serta gizi lebih," katanya.
Dia menjelaskan bahwa bahwa selama tahun 2018, jumlah kasus stunting di daerah itu tercatat sebesar 8,6 persen, atau sebanyak 3.800 dari 45 ribu jumlah balita.
"Namun angkat itu dibanding tahun 2017, mengalami penurunan sebesar 5 persen. Sebab tahun di 2016 lalu itu, angkanya berada pada posisi 13,2 persen," jelasnya.
Dikatakan pula bahwa untuk kasus balita gizi lebih, di daerah itu tercatat sebanyak 0,5 persen pula di tahun 2018. Sebab ditemui ada sebanyak 300 balita dari 45 ribu balita.
"Sedangkan yang sangat kurus sekali sebanyak mencapai 16 orang pula," jelasnya.
Diungkapkanya bahwa persoalan stunting di daerah itu memang dipengaruhi oleh pola asupan yang kurang sejak dari kandungan, termasuk juga gangguan pola asuh lainnya.
Hal itu mengakibatkan balita menjadi kekurangan gizi dan vitamin yang seharusnya dibutuhkan di saat masa pertumbuhan.
"Saya katakan demikian, sebab pola asupan ini harus dilakukan mulai dari umur nol sampai 59 bulan. Dalam hal ini orang tua terkadang lengah. Sehingga terjadilah kasus stunting, gizi lebih dan sangat kurus sekali," ujarnya.
Mensikapi hal itu, sehingga pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya agar kesehatan balita di daerah itu semakin membaik.
"Bahkan selain program kesehatan, kita melalui instansi terkait lainya juga ikut melakukan penataan kelayakan terhadap tempat tinggal dan sanitasi lingkungan. Upaya ini bertujuan agar tempat tinggal masyarakat juga sehat dan layak untuk ditempati," tutupnya. (05)