• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

20 Maret 2012

425 kali dibaca

PESSEL DAPAT BANTUAN BIBIT KAKAO 50 RIBU BATANG

Painan, Maret --– Petani Kabupaten Pesisir Selatan mendapat bantuan bibit kakao (coklat) sebanyak 50 ribu batang dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2012.
“Tahun lalu, kita dapat bantuan bibit kakao sebanyak 80 ribu batang dari Pemerintah Provinsi. Bantuan serupa juga kita dapat pada tahun ini sebanyak 50 ribu batang. Semuanya akan diberikan kepada petani melalui kelompok-kelompok tani yang ada di daerah ini, “ kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Peternakan (Dispertaholbunnak), Pesisir Selatan, Afrizon Nazar di Painan, kemarin.
Bantuan bibit tersebut sebagai upaya dari pemerintah dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan dari potensi yang dimiliki. Selama ini lahan yang dimiliki masyarakat tersebut hanya terlantar tanpa ditanami apa-apa karena tidak tersedianya modal oleh pemilik lahan.
“Setidaknya bantuan bibit ini dapat mengurangi biaya pengeluaran untuk pembelian bibit bagi petani dalam memanfaatkan lahannya yang selama ini hanya terlantar. Dengan adanya bantuan bibit ini, mereka (petani) hanya mengeluarkan biaya penggarapan lahan, “ kata Afrizon.
Untuk satu hektar lahan dibutuhkan bibit kakao sebanyak 1.000 batang. Sehingga dengan bantuan bibit ini setidaknya sudah bisa mengurangi lahan tidur seluas 130 hektare.
Data dinas Pertaholbunnak setempat menyebutkan, luas lahan perkebunan kakao produktif kabupaten itu pada akhir tahun ini meningkat dari sebelumnya (tahun 2010) yakni dari 1.580 hektar menjadi 2.030 hektar.
Pada triwulan ketiga tahun 2010, tercatat luas lahan perkebunan kakao seluas 1.178 hektar, namun hingga akhir tahun 2011 atau triwulan ke empat tahun itu bertambah jadi 2.030 hektar.
Penambahan luas lahan kakao ini tersebar pada beberapa kecamatan, di antaranya Koto XI Tarusan, IV Jurai, Batangkapas, Linggo Sari Baganti, Bayang, Bayang Utara dan Sutera.
"Rata-rata peningkatan luas perkebunan kakao masyarakat disetiap kecamatan mencapai 30 hektar lebih," ungkap Afrizon.
Pada tahun 2011 petani berhasil memproduksi kakao pascapanen sebanyak 2.316 ton dari lahan perkebunan miliknya.
Jumlah petani yang bergerak pada usaha perkebunan atau yang memiliki lahan komoditi kakao di kabupaten itu sebanyak 2.450 kepala keluarga (KK), juga terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 1.900-an kepala keluarga.
Menurut Afrizon, tingginya minat masyarakat mengembangkan atau berusaha dipertanian kakao ini disebabkan beberapa hal, yakni mudahnya pengolahan pascapanen dan harga tetap stabil.
"Pemeliharaan serta pengelolaan kakao ini pascapanen relatif mudah, begitu juga dengan harga jualnya di pasaran cukup bagus, sehingga masyarakat tertarik untuk menanam kakao," ujar Afrizon.(04)