Painan, Januari ----
Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mendapat bantuan pengembangan kawasan pertanian bawang merah seluas 15 hektar pada tahun 2012. Khusus bawang merah, tahun ini kita dapat bantuan dari Pemerintah Pusat untuk pengembangan seluas 15 hektar, yang akan dilakukan di Kecamatan Bayang Utara, ungkap Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Peternakan, Pesisir Selatan, Widyadari, di Painan kemarin.
Terpilihnya Bayang Utara sebagai daerah pengembangan bawang merah karena daerah itu berpotensi menjadi sentra komoditi tersebut, sesuai dengan iklim dan kultur tanahnya. Alasan lain memilih kecamatan tersebut sebagai sentra pengembangan komoditi pertanian tersebut karena sebagian besar petani di sana dominan mengusahakan bawang merah.
Tahun lalu (2011), di kecamatan tersebut juga dikembangkan komoditi yang sama pada lahan seluas dua hektar yang didanai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun itu. "Kultur tanah dan iklim Bayang Utara yang terletak di dataran tinggi yakni 60 meter dari permukaan laut sangat mendukung sebagai pengembangan komoditi bawang merah, " kata Widyadari.
Menurut Widyadari, sejak beberapa tahun terakhir di daerah itu telah dibuka ratusan hektar lahan baru di empat nagari (desa adat) yang ada di kecamatan itu yakni Koto Ranah, Muaroaia, Pulut-Pulut dan Pancuangtaba untuk sebagai kawasan pertanian tanaman pangan holtikultura.
Guna meningkatkan produksi, pemerintah kabupaten setempat telah melatih petani tentang bagaimana bercocok tanam bawang merah yang baik dengan memanfaatkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk memberikan bimbingan.
Untuk kebutuhan masyarakat akan bawang merah di kabupaten tersebut, selama ini selalu dipasok dari luar daerah di Sumbar seperti Alahan Panjang dan Bukittinggi. Namun dengan dijadikan Bayang Utara sebagai sentra Bawang merah di kabupaten itu maka hasil panen setidaknya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Saat ini, masyarakat yang bergerak pada usaha pertanian komoditi itu masih saja sedikit karena berbagai alasan, salahsatunya tentang minimnya modal yang dimiliki. Dengan demikian kedepan, pemerintah akan berupaya mencarikan jalan keluarnya dengan akan membantu bibit, sehingga masyarakat tidak lagi terbebani dengan modal pembibitan.
Hasil produksi bawang merah yang dicapai dari pertanian masyarakat disana mencapai 140 kuintal perhektar, diperkirakan total produksi tiap hektar baru 70 ton pertahun. Jika 96 ribu kepala keluarga dari 428 jiwa di kabupaten ini membutuhkan rata-rata satu kilogram bawang merah tiap pekannya, maka bawang merah yang terjual setiap pekan sebanyak 96 ton lebih, ujar Widya.(04)