PMI PESSEL GELAR PELATIHAN SIAGA BENCANA
Painan, Juni 2013.
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pesisir Selatan menggelar pelatihan siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) bagi relawannya di Nagari (desa adat) Amping Parak, Kecamatan Sutera selama tiga hari, hingga Sabtu (15/6).
Ketua PMI Pesisir Selatan Adril Datuak Bandaro Kuniang saat membuka pelatihan Sibat di Amping Parak, mengatakan kegiatan tersebut merupakan yang ke tiga kalinya digelar PMI kabupaten setempat dalam tahun ini.
Kegiatan tersebut sengaja dipusatkan pada daerah rawan gempa dan tsunami yang dekat dengan pantai. Sebelumnya pelatihan sudah berjalan di dua kecamatan lainnya di kabupaten itu yakni Bayang dan Koto XI Tarusan.
Pada pelatihan itu, instruktur akan melakukan pengenalan dan cara-cara penanganan bencana di lapangan kepada para relawan (peserta) sehingga dapat mengurangi risiko dari bencana yang bakal terjadi.
Sesuai jadwal, kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari. Khusus hari pertama, kepada peserta akan diberikan berupa materi pembelajaran tentang bencana dan penanganan yang dilaksanakan di ruangan. Sedangkan hari ke dua dan tiga, peserta diberikan praktek lapangan, " ujar dia.
Setiap kegiatan, PMI melatih sebanyak 25 relawan, dengan harapan mereka dapat memberikan contoh atau menularkan pengetahuan yang didapat selama pelatihan kepada masyarakat lainnya di tempat tinggalnya masing-masing.
Dia mengatakan, kegiatan itu sangat penting dilakukan sesuai dengan tingginya tingkat kerawanan daerah itu terhadap berbagai macam bencana.
Khusus bencana gempa, masyarakat diminta tidak panik ketika terjadi gempa besar, supaya bisa mengambil langkah selanjutnya untuk penyelamatan diri jika tsunami benar-benar datang.
"Dengan kegiatan ini diharapkan para peserta bisa melakukan langkah dini yang tepat dan akurat jika suatu saat terjadi bencana, mengingat daerah ini sangat rawan dengan bencana alam, " ungkap dia.
Dia meminta kepada seluruh peserta agar dapat menindak lanjuti dan mengembangkan ilmu yang didapat dalam pelatihan tersebut di tengah-tengah masyarakat sehingga berdayaguna dalam mengurangi risiko bencana.
Dari pelatihan tersebut diharapkan juga masyarakat tahu dan memahami serta dapat mengantisipasi berbagai kejadian yang terjadi diluar dugaan seperti gempa, tsunami, banjir, longsor, kebakaran dan sebagainya yang berakibat kepanikan.(04)