• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

27 Januari 2012

719 kali dibaca

Populasi Sapi Potong Pessel Turun Tahun 2011

Painan, Januari ----

Jumlah populasi sapi potong di Kabupaten Pesisir Selatan, mengalami penurunan angka yang sangat signifikan dari sebelumnya, 93 ribu tahun 2010 menjadi 76 ribu pada akhir tahun 2011. Kepala Bidang Peternakan (Kabid) Peternakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Peternakan Pesisir Selatan, Marzukri di Painan kemarin mengatakan, penurunan jumlah populasi tersebut disebabkan oleh banyaknya penjualan sapi betina produktif untuk konsumsi potong.

Menurut Marzukri, penjualan sapi potong dari kabupaten itu terbanyak terjadi ketika akan mamasuki hari raya Idul Adha yakni sekitar 8 - 9 ribu-an ekor, sedang lebaran Idul Fitri mencapai 6 - 8 ribu-an ekor.  Tingkat kelahiran sapi pada tahun 2011 mencapai 6.650 ekor dari 7.600 akseptor Inseminasi Buatan (IB) yang dilakukan pemerintah melalui dinas terkait terhadap ternak sapi betina milik masyarakat.

Populasi sapi daerah itu terdiri dari 60 persen jenis sapi lokal atau yang lebih dikenal sapi pasisie (sapi Pesisir), 40 persen lagi sapi hasil perkawinan silang baik melalui IB ataupun dengan perkawinan langsung.

Sejak beberapa tahun terakhir pemerintah kabupaten setempat telah berupaya meningkatkan jumlah populasi ternak tersebut dengan menjalankan berbagai program, mulai dari pemerintah pusat hingga kegiatan dari kabupaten, baik yang didanai APBD kabupaten, provinsi dan APBN. Tidak saja itu, pemerintah kabupaten juga berupaya meningkatkan kualitas sapi potong dengan melakukan perbaikan genetik sapi lokal yakni melalui program IB.

Perbaikan genetik ini juga dilakukan dengan upaya mendatangkan sapi unggul luar daerah, baik betina maupun pejantan seperti sapi bali, sapi Peranakan Ongol (PO), hingga tahun ini mencapai hampir 1.000-an ekor.
Upaya lainnya, petugas peternakan dilapangan sejak jauh sebelumnya telah dan terus melakukan sosialisasi ditingkat peternak agar tidak melakukan penjualan dan memotong sapi betina produktif demi menjaga kestabilan jumlah populasi sapi di daerah itu.

Kita mengimbau masyarakat khususnya peternak sapi di daerah ini agar tidak menjual atau memotong sapi betina produktif, baik pada musim pemotongan sapi atau dihari lainnya karena dapat mengurangi populasi (pengembangan) ternak sapi,  ujar Marzukri. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung, seperti tempat penangkaran bibit ternak, pos kesehatan hewan, tempat pemotongan hewan tipe C, pos IB, pasar ternak, laboratorium hewan juga telah dilakukan pemerintah setempat.

Marzukri mengatakan, peternak sapi terbanyak di kabupaten itu terdapat di Kecamatan Lengayang sekitar 16 ribu-an ekor diikuti Bayang 14 ribu-an ekor.(04