Painan, Maret ----
Produksi perikanan laut Kabupaten Pesisir Selatan masih belum optimal, cendrung terjadi penurunan dan berfluktuasi sejak beberapa tahun terakhir. Hasil tangkapan nelayan tidak setabil sepanjang tahun, bahkan terjadi penurunan pada akhir-akhir tahun ini, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pesisir Selatan, Edwil di Painan, Kamis, (1/3).
Pada tahun 2006 produksi ikan laut sekitar 23 ribu ton, 2007 naik menjadi 26 ribu ton, 2008 turun menjadi 24 ton, 2009 sekitar 25 ribu ton, 2010 dan 2011 kembali turun, rata-rata produksi pada tahun itu 24 ton. Semenjak tahun 2007 lalu pemerintah berupaya meningkatkan hasil produksi dengan membantu nelayan mesin long tail. Hingga tahun lalu, Pemerintah Kabupaten setempat telah menyalurkan sekitar 650 unit long tail.
Program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat nelayan di kabupaten itu dalam mengatasi krisis penghasilannya dari melaut. Dengan adanya bantuan alat tangkap dari pemerintah tersebut, sedikitnya sudah melihatkan hasil yang posistif terhadap penghasilan nelayan. Bantuan alat tangkap ini sangat bermanfaat bagi nelayan karena telah mampu mengangkat penghasilannya dari melaut. Kita yakin, jika jumlah bantuan ini semakin banyak juga akan berhasil meningkatkan produksi prikanan, ungkap Edwil.
Ia mengakui, pada beberapa tahun lalu pembangunan perikanan memang pernah mengalami masa-masa transisi yakni terjadinya penurunan produksi perikanan laut, terutama untuk nelayan dengan alat tangkap tradisional.
Menurut Edwil, berfluktuasi dan cendrung terjadinya penurunan produksi ikan tangkapan nelayan disebabkan oleh berkurangnya jumlah alat tangkap mesin sejak beberapa tahun terakhir dan masih banyaknya nelayan menggunakan alat tangkap tradisional.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Prikanan kabupaten setempat, lima tahun lalu jumlah armada (alat) tangkap nelayan sekitar 2.390 unit, terdiri dari mesin tonda, kapal bagan, kapal payang dan perahu lainnya yang menggunakan mesin. Kini jumlah itu hanya sekitar 1970-an unit. Penurunan tersebut disebabkan oleh tidak adanya penambahan alat tangkap yang baru dari nelayan, sementara alat tangkap yang ada umurnya sudah tua sehingga tidak layak pakai.
Sementara itu nelayan yang masih menggunakan perahu dayung atau tanpa motor, tercatat 1.500-an nelayan. Jumlah tersebut disebabkan terjadinya lonjakan nelayan akibat berpindah dari perahu bagan pada tahun 2009 lalu. Hingga kini nelayan Pesisir Selatan memang masih banyak yang belum memiliki alat tangkap modern atau nelayan tradisional. Mereka masih masih menggunakan perahu dayung untuk menjalankan aktifitasnya dilaut, kata Edwil.(04)Â