• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Program BAAS Sebagai Bagian Strategi Konkrit Pesisir Selatan Atasi Persoalan Stunting

23 Juni 2023

411 kali dibaca

Program BAAS Sebagai Bagian Strategi Konkrit Pesisir Selatan Atasi Persoalan Stunting

Pembangunan sumber daya manusia berkualitas merupakan pilar bagi pencapaian visi Indonesia 2045 yaitu manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, damai dalam interaksi sosialnya dan berkarakter kuat, sehat menyehatkan dalam interaksi alamnya dan berperadaban unggul, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Visi tersebut akan sulit dicapai, jika permasalahan gizi di indonesia tidak diatasi secara serius, dalam hal ini adalah permasalahan stunting.

Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, maka pada tahun 2022 telah keluar Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2022 tentang percepatan penurunan stunting. Setidaknya ada 6 strategi yang dioptimalkan, diantaranya, menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkelurga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh. meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan akses air minum dan sanitasi. Keenam hal ini yang menjadi lokus dari setiap pemerintah daerah yang ada di Indonesia.

Untuk itu, dalam upaya percepatan penurunan stunting, perlu dilakukan tinjauan kasus stunting dari berbagai pihak terkait sesuai keahlian masing- masing baik dari ahli dokter anak, dokter obgyn , psikolog  dan ahli gizi. Semuanya harus memberikan masukan dan tindakan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor di setiap tingkatan wilayah mulai dari kabupaten hingga ke tingkat nagari yang dikenal dengan tim pelaksana percepatan penurunan stunting yang disingkat dengan TPPS. 

TPPS inilah yang akan mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan penanganan stunting di wilayah kerjanya secara inklusif. Upaya konkrit yang dilakukan TPPS di Kabupaten Pesisir Selatan adalah membentuk tim pendamping peran tim pendamping keluarga. Tim ini terbantuk terbentuk sebanyak 322 tim se-Kabupaten Pesisir Selatan yang melakukan pendampingan kepada kepada remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan/ibu menyusui dan keluarga yang mempunyai anak 0 – 5 tahun. Dari tinjauan kasus ini kemudian didiseminasikan dan disampaikan kepada tim teknis audit kasus stunting untuk merumuskan intervensi seperti apa yang tepat dengan memperhitungkan faktor resiko yang ditemukan pada sasaran. Sehingga kasus-kasus serupa bisa ditindaklanjuti dengan intervensi yang sama.

Kemudian, intervensi stunting harus kita mulai dari hulu melalui edukasi kepada remaja dan calon pengantin. Hal ini bertujuan untuk memastikan para remaja mampu memahami akan pentingnya kebutuhan gizi sejak dari remaja serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Sedangkan kepada calon pengantin dipastikan telah melakukan pemeriksaan kesehatannya di layanan kesehatan setempat, mendapatkan bimbingan perkawinan serta KIE dari petugas di lapangan atau pendamping keluarga. 

Intervensi stunting selanjutnya adalah pemantauan kepada ibu hamil sampai punya anak baduta (anak dibawah usia 2 tahun). Pemantuan ini dilakukan agar masa emas 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) berjalan optimal baik disisi kesehatan maupun pola asuh yang diterapkan. Kemudian, langkah intervensi stunting berikutnya dilakukan kepada keluarga yang memiliki pasangan usia subur (PUS) pasca persalinan. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan pelayanan KB supaya dapat mengatur jarak kehamilan dari sebelumnya, sehingga optimal pengasuhan dan kasih sayang kepada anak yang dilahirkan. Anak pada usia balita harus mendapatkan ASI ekslusif, imunisasi lengkap, vitamin, makanan tambahan. Peran berjenjang semua elemen mulai dari kabupaten, kecamatan sampai nagari. 

Pesisir Selatan memiliki jumlah penduduk yang didominasi generasi muda, generasi muda yang berkeluarga dan yang akan berkeluarga. Ini merupakan bonus demografi, dimana jumlah penduduk kabupaten pesisir selatan saat ini didominasi oleh generasi muda, yang baru berkeluarga dan yang akan berkeluarga sehingga dapat mewujudkan indonesia emas, yaitu membentuk keluarga muda yang sehat, produktif dan keluarga berketahanan.

Sejak bulan Februari tahun 2023 Kabupaten Pesisir Selatan telah menggalakkan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Hingga sampai saat ini sudah lebih dari 200 anak stunting yang berasal dari keluarga miskin mendapatkan maanfaat dari program BAAS ini. Program ini terus digelorakan di tingkat perangkat daerah maupun masyarakat. Agar semakin banyak anak stunting yang mendapatkan mandat dari program ini.