• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

18 Februari 2013

520 kali dibaca

Program KB Perlu disukseskan

Painan, Februari ----

Syahrial Antoni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan kembali mengimbau, program Keluarga Berencana (KB) perlu disukseskan. Karena program KB tetap memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pesisir Selatan.

Menurutnya dengan adanya pengendalian angka kelahiran di Pesisir Selatan lewat Keluarga Berencana secara tidak langsung juga akan berperan penting dalam menekan angka kemiskinan. Hal itu dikatakan Syahrial Antoni saat ditemui di ruang kerjanya.

Lebih jauh Syahrial Antoni menyebutkan, hingga saat ini keluarga miskin di Pesisir Selatan rata rata masih didominasi oleh orang yang banyak anak. Sementara disisi lain penghasilan sedikit, serta adanya tanggungan lain dirumah tangga. Dengan demikian proses pemiskinan warga di daerah ini tidak terlepas dari penggelembungan angka kelahiran bayi.

Untuk itu program Keluarga Berencana (KB) harus menjadi perhatian serius masyarakat daerah ini, hingga pada akhirnya mampu menciptakan keluarga yang sejahtera, ungkapnya.

Menurutnya dari data yang kita peroleh, umumnya masyarakat miskin dengan banyak anak dan tanggungan berada pada kelompok masyarakat yang berprofesi sebagi nelayan dan petani. Kita berharap dengan kerja seluruh staffnya dan instansi terkait, pola fikir masyarakat berubah yang ditandai dengan banyaknya jumlah akseptor KB, ujar Syahrial Antoni lagi.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, hingga saat ini dengan adanya program KB telah terjadi penurunan angka kematian bayi karena bisa tertangani maksimal, sekaligus terjadi penurunan angka kematian ibu melahirkan di daerah tersebut.

Dengan menurunnya angka kematian bayi, ibu melahirkan dan penderita sakit setiap tahunnya ternyata telah mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk usia lanjut (manula) di Kabupaten paling selatan Sumatera Barat ini. Hingga saat ini tercatat jumlah manula berjumlah 27. 468 jiwa atau setara dengan 6,5 persen dari jumlah penduduk.

Sementara jumlah balita sekitar 10,6 persen dari jumlah penduduk, ungkap Kadis Kesehatan lagi. Disebutkannya, peningkatan jumlah manula tersebut dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap kehidupan baik terhadap individu maupun kepada lingkungan masyarakat. (09