Pesisir Selatan--Petugas kesehatan dari Puskesmas Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), terus menggencarkan kunjungan rumah bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di wilayah tugasnya sebagaimana juga dilakukam di Kenagarian Kapuh.
Melalui kegiatan bertajuk "Edukasi Upaya untuk Perawatan dan Berobat Teratur pada ODGJ", tim kesehatan berupaya meningkatkan kesadaran pasien dan keluarga tentang pentingnya pengobatan rutin serta dukungan emosional dalam proses penyembuhan.
Petugas keperawatan Puskesmas Tarusan, Ns Yusnidawati, S Kep, yang turun langsung ke lapangan pada Kamis (23/10) lalu, menjelaskan bahwa kunjungan rumah menjadi bagian penting dalam memantau kondisi pasien secara berkelanjutan.
"Kami tidak hanya memastikan kepatuhan minum obat, tetapi juga memberikan edukasi agar keluarga memahami cara mendampingi pasien dengan penuh empati," ujarnya saat dihubungi Sabtu (25/10).
Menurut Yusnidawati, pendampingan keluarga memegang peranan besar terhadap keberhasilan terapi. Ia menyebutkan, dukungan emosional dapat membantu pasien lebih semangat menjalani pengobatan dan mengurangi risiko kekambuhan. Selain memberikan edukasi, tim juga melatih keluarga agar mampu mengenali tanda-tanda kekambuhan serta membantu pasien mengatasi halusinasi yang muncul.
Dalam pemantauan kali ini, petugas menemukan kondisi pasien yang beragam. Beberapa pasien masih rutin berobat ke Rumah Sakit Umum BKM, RSUD, dan Puskesmas Tarusan. Namun, dua pasien diketahui berhenti berobat dan satu pasien mengalami depresi berat hingga sempat melakukan percobaan menyakiti diri sendiri.
"Kepada pasien dan keluarga, kami terus memberi motivasi agar tidak malu berobat dan tetap menjaga keteraturan konsumsi obat," tambah Yusnidawati.
Kepala UPT Puskesmas Tarusan, Yessi Riva'i, SKM, menyebutkan bahwa program kunjungan rumah bagi ODGJ merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat berkelanjutan.
"Kami ingin memastikan pelayanan kesehatan jiwa tidak berhenti di fasilitas kesehatan, tetapi juga hadir di tengah masyarakat," ujarnya. Menurutnya, edukasi berbasis keluarga penting untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian, sekaligus menghapus stigma terhadap ODGJ.
Lebih lanjut, Yessi berharap program ini dapat memperluas jangkauan layanan kesehatan jiwa hingga seluruh nagari di wilayah kerja Puskesmas Tarusan. Ia mengajak seluruh pihak, mulai dari perangkat nagari hingga kader kesehatan, untuk aktif berperan dalam mendukung kesembuhan pasien.
"Dengan sinergi semua unsur, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan suportif bagi penyandang gangguan jiwa," katanya.
Melalui pelaksanaan yang berkesinambungan, program edukasi dan pemantauan rutin tersebut diharapkan mampu menekan angka kekambuhan, meningkatkan kepatuhan pengobatan, serta menumbuhkan kembali rasa percaya diri pasien untuk hidup produktif dan diterima di tengah masyarakat.