Painan, Maret ----
Menjadi sekolah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) menjadi beban mental bagi sekolah, karena tuntutan untuk selalu meningkatkan mutu dan kualitas namun keterbatasan anggaran selalu menjadi penghalang untuk mewujudkan semua itu. Seperti yang dialami oleh SMP N 1 Painan, status yang sekarang melekat pada sekolahnya itu menuntut sekolah harus bersinergi mencari upaya agar target yang dicapai dari sebuah sekolah RSBI bisa dicapai. Hal ini disampaikan Kepala SMPN I Painan Yandes Amrianal .
Dia mengakui kalau keterbatasan anggaran memang menjadi alasan kenapa target sulit dicapai, namun pihaknya selalu berusaha. Kendala mendasar yang dihadapi oleh SMP N 1 Painan saat ini adalah keterbatasan sumber Daya Manusia (SDM), karena sebuah sekolah status RSBI harus memiliki 30 % gurunya dengan pendidikan minimal S2, maka dengan guru yang dimiliki 50 orang ini maka SMP N 1 Painan harus memiliki 15 tenaga guru yang berpendidikan S2 sedangkan saat ini jumlah guru yang hanya memiliki ijazah S2 hanya 5 orang.
Selain itu sarana dan prasarana lainnya yang harus dimiliki hingga saat ini belum lengkap seperti LCD, labor dan bangunan yang belum memenuhi standar, akan tetapi SMPN 1 Painan optimis status RSBI berubah menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI) pada tahun 2013 mendatang bisa tercapai.
Lebih lanjut dikatakanya, selama ini keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh SMP N 1 Painan dicoba ditutupinya dengan bantuan dana Bos yang mana sebagian dana BOS dipergunakan untuk membeli sarana dan prasarana yang masih kurang. "Hendaknya pemerintah dapat membantu pihak sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena tidak mungkin target tercapai kalau tidak didukung oleh anggaran yang memadai" ujarnya.
Yandes menambahkan, kalau kebijakan yang terkait implementasi RSBI itu diantaranya, SDM pendidik, sarana prasarana sekolah, dan kurikulum.Oleh karena itu pemerintah perlu mencari cara untuk mencapai terwujudnya SBI bisa dicapai.(07)Â