Painan, Februari 2013.
Pessel memiliki sejumlah tantangan dibidang perekonomian. Untuk itu daerah ini perlu melakukan pembenahan.
"Tantangan pertama, pertumbuhan ekonomi Pesisir selatan selama ini cenderung lebih rendah dibandingkan kabupaten/kota yang ada di provinsi Sumatera Barat. Ini sekaligus menjadi persolan bagi daerah untuk segera bisa keluar dari daerah tertinggal," kata Wakil Bupati Pessel Editiawaraman.
Selanjutnya, PDRB perkapita Rp 8,10 juta. Dengan PDRB perkapita itu menempatkan Pesisir Selatan dengan angka yang terendah kedua di Sumbar. Oleh karena itu Pessel dihadapkan pada upaya peningkatan PDRB tersebut.
"Selanjutnya yang ketiga, KK miskin masih tinggi di daerah ini. Persoalan keempat adalah rendahnya kemampuan bersaing angkatan kerja. Sebanyak 77,24 persen dari angkatan kerja daerah ini, hanya berpendidikan SD dan sebagian kecil SLTP. Rendahnya pendidikan sangat berpengaruh besar terhadap jenis pekerjaan dan pendapatan yang diterima warga," katanya.
Persoalannya selanjutnya adalah tingginya angka kematian ibu per 100.000 penduduk. Berdasarkan data angka kematian ibu 151 orang. Termasuk pula yang keenam persoalan infrastruktur energi, air bersih dan jalan, kondisinya belum memuaskan.
Disektor pertanian juga produktifitasnya perlu digenjot jika dibandingkan sektor lain, yang hanya Rp 6,3 juta /th/orang. Lantas di Pesisir Selatan masih banyak kampung dengan kategorisasi tertinggal. Persoalan lainnya adalah, listrik sering mati dengan voltase turun naik. 66 kampung lainnya belum dapat penerangan. Demikian pula mutu pendidikan
masih belum memuaskan.
"Yang terpenting, kurang dari 73 persen luas kabupaten tidak bisa dikelola oleh masyarakat karena masuk kawasan hutan. Dan terakhir, minimnya aksebilitas wilayah, ancaman pengangguran terbuka mencapai 28.630 jiwa. Ini yang masih menjadi persoalan bagi Pesisir Selatan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya. (09)