JAKARTA — Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, memaparkan strategi transformasi pendidikan dalam Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) yang berlangsung pada 14–15 Mei 2025 di Auditorium Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan.
Wakil Bupati Pesisir Selatan, Risnaldi Ibrahim, tampil sebagai narasumber mewakili Bupati Hendrajoni. Dalam pemaparannya, Risnaldi menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkelanjutan dan berkualitas di daerah.
“Kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci peningkatan mutu dan daya saing pendidikan,” ujar Risnaldi, Kamis (15/5/2025).
Ia menyebut berbagai pihak yang telah terlibat aktif dalam kolaborasi pendidikan di Pesisir Selatan, antara lain Kementerian Agama, MUI, NU, Persatuan Tarbiyah Islamiah, Bundo Kanduang, KAN, BBPMP Sumbar, BGTK, OPD terkait, camat dan wali nagari, Universitas Negeri Padang (UNP), serta sejumlah yayasan pendidikan nasional.
Dalam forum yang digelar Lingkar Daerah Belajar (LDB) bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta tersebut, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mengangkat tema "Transformasi Pendidikan di Kabupaten Pesisir Selatan: Integrasi Kebijakan yang Berkelanjutan." Risnaldi menekankan bahwa visi pembangunan daerah adalah “Pesisir Selatan Maju, Tumbuh, dan Berkelanjutan”, dengan misi kedua menitikberatkan pada penciptaan masyarakat yang cerdas dan berakhlak.
Wabup Risnaldi juga memaparkan lima program unggulan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, yaitu Nagari Sehat, Nagari Pandai, Nagari Sejahtera, Nagari Mengaji, dan Nagari Kanyang. Dalam konteks pendidikan, dua program menjadi fokus utama: Nagari Pandai yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM, serta Nagari Mengaji untuk memperkuat nilai religius dan budaya.
Namun demikian, Risnaldi juga menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini, antara lain rendahnya indeks karakter siswa, kurang optimalnya pendampingan pengembangan diri di sekolah, serta pengaruh negatif teknologi terhadap perilaku pelajar.
“Jika tidak ditangani segera, hal ini akan berdampak pada meningkatnya kenakalan remaja, menurunnya prestasi siswa, serta rendahnya daya saing generasi muda,” kata Risnaldi.
Sebagai solusi, Pemkab Pesisir Selatan mengembangkan sistem pembinaan karakter siswa secara terpadu, yang melibatkan masyarakat. Di antaranya program Subuh berjamaah, Magrib mengaji, serta pengembangan kegiatan positif di luar jam sekolah.
Dalam kesempatan tersebut, Risnaldi juga membagikan praktik baik di bidang peningkatan kapasitas guru, seperti kegiatan Temu Pendidik Nusantara Pesisir Selatan, forum tahunan bagi para guru untuk berbagi praktik pembelajaran. Selain itu, Kabupaten Pesisir Selatan juga menggandeng pakar nasional seperti Itje Chodijah dalam pelatihan kelas penggerak, serta melaksanakan asesmen literasi dan numerasi melalui platform Pemantik di 40 SD.
Dalam rangkaian acara KPI 2025, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan menerima Lingkar Daerah Belajar Award 2025 dari Yayasan Lingkar Daerah Belajar Indonesia. Penghargaan diserahkan secara simbolis oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen daerah dalam memajukan pendidikan.
Konferensi Pendidikan Indonesia sendiri merupakan forum tahunan yang mempertemukan para penggerak pendidikan di berbagai wilayah untuk belajar bersama, berbagi praktik baik, dan menyusun rekomendasi kebijakan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.