Painan, Februari ----
Sekitar 6 ribuan masyarakat Nagari (Desa adat) Sago Salido, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, membutuhkan tempat dan jalur evakuasi tsunami. Masyarakat itu tinggal di zona merah rawan tsunami. Jarak tempat tinggal masyarakat disini rata-rata hanya 2 kilometer dari pantai, kata Wali Nagari (kepala desa adat), Sago Salido, Aprinal Tanjung di Painan, kemarin.
Menurutnya, berbagai ancaman bencana lengkap di Nagari itu, namun yang paling rawan adalah ancaman tsunami. Keseluruhan wilayah Sago Salido berada pada zona merah tsunami, karena letaknya sangat dengan dekat bibir pantai dan berhadapan langsung dengan lautan. Nagari yang berpenduduk 6.017 jiwa itu hanya berjarak 2 kilometer paling jauh dari bibir pantai. Sementara jarak dari daerah ketinggian (bukit) yang bisa dijangkau sebagai tempat evakuasi jika tsunami datang mencapai 2-3 kilometer.
Melihat dari tsunami yang pernah terjadi di daerah lain, jangkaunnya jauh lebih dari jarak Sago dengan pantai. Maka itu, tempat evakuasi ini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi resiko korban jiwa jika bencana itu datang, ujar Aprinal Tanjung.
Pemerintahan nagari dan masyarakat setempat akan terus mendukung upaya pemerintah dalam melakukan pembangunan berbagai fasilitas evakuasi tersebut. Pemerintah nagari dan masyarakat akan berupaya melakukan pembebasan lahan (tanah) yang dibutuhkan untuk pembangunan sarana evakuasi di nagari itu oleh pemerintah.
"Kita berharap, pemerintah membangun segera berbagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat untuk penyelamatan dari tsunami ini. Demi kepentingan bersama, masyarakat siap memberikan tanah (lahan) yang terpakai untuk pembangunan jalan dan tempat evakuasi di nagari ini, tanpa dibayar," ungkap Aprinal.
Aprinal berharap, pemerintah harus mengutamakan kepentingan masyarakat tersebut demi penyelamatan jiwa dari ancaman bencana itu. Pembangunan tempat dan jalur evakuasi tersebut mendesak dan prioritas dilakukan. Menurutnya, jalur evakuasi dan pembangunan shelter (tempat evakuasi) sebagai upaya memberi perlindungan kepada penduduk, maka itu pemerintah harus mempercepat pembangunan. Dengan adanya shelter, diharapkan korban gempa dan tsunami dapat diminimalisir. Kita berharap hal ini menjadi perhatian serius dan mendesak untuk dilakukan pemerintah karena ini menyangkut keselamatan jiwa masyarakat, kata Aprinal.
Kapan datangnya bencana itu memang tidak dapat diketahui oleh siapa juga orangnya, namun persiapan itu sangat diperlukan, sehingga bisa memperkecil jumlah korban yang jatuh. Saat ini, satu jalur evakuasi sudah tersedia ditempat itu yakni dari jalan nasional lintas barat Sumatera tepatnya di kampung Sianik ke jalan Bukit Sianik Sago. Jalan yang panjangnya 2,5 kilometer itu dibangun oleh masyarakat bersama LSM Mercy Corp pada tahun 2010.(04)Â