• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
 Darizal Basir: Bupati Hasil Pilkada 9 Desember 2020 Diharapkan Bisa Melakukan Pembangunan Ber Sinergitas dan Keberlanjutan

15 September 2020

620 kali dibaca

Darizal Basir: Bupati Hasil Pilkada 9 Desember 2020 Diharapkan Bisa Melakukan Pembangunan Ber Sinergitas dan Keberlanjutan

Pesisir Selatan--Darizal Basir, sebagai bupati Pesisir Selatan dua periode 1995-2005, harapkan bupati yang terpilih pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 nanti, bisa melakukan pembangunan yang bersinergitas dan berkelanjutan di daerah itu.

Harapan itu disampaikan anggota DPR-RI, Fraksi Demokrat dua periode itu Selasa (15/9) kepada pesisirselatan.go.id.

Sebagai mantan bupati yang saat ini mampu bertahan menjadi anggota DPR-RI, dari Fraksi Demokrat sebanyak dua periode pula, berharap kemajuan pembangunan Pesisir Selatan akan lebih gemilang lagi. Hal itu tentu sangat tergantung kepada kemampuan seorang kepala daerah dalam memanage sumber daya alam dan sumber daya manusianya.

"Pessel butuh pemimpin yang visioner, artinya bupati terpilih hendaknya sosok yang mampu melihat dan mengintegrasikan pembangunan sumber daya alam dan sumber daya manusianya dalam satu kesatuan pembangunan. Pilihlah dari calon pasangan kepala daerah yang ada benar-benar sosok pemimpin yang punya komitmen total untuk mensejahterakan masyarakatnya," ungkap Darizal.  

Mengulas monografi Pessel, Darizal Basir, putra Pasar Baru, Bayang ini mengungkapkan  bahwa Pessel dari segi  geografi  termasuk kabupaten  terpanjang dan terluas di Sumbar dibanding kabupaten dan kota lainnya.

"Pessel itu memiliki seluruh sumber daya alam yang lengkap dibandingkan lainya. Disamping memiliki sumber daya daratan, Rang Pasisia juga punya potensi laut yg lebih luas dari daratan dan kaya dengan berbagai sumber daya lautnya." paparnya.

Lebih jauh dijelaskannya, salah satu potensi yang mesti dimaksimalkan adalah potensi daratannya, Pessel punya sumber daya pertanian, perkebunan, tambang, alam yang indah sebagai potensi wisata, sumber daya air, perdagangan dan usaha-usaha industri rumah tangga yang apabila dapat dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi.

Politisi Senayan asal Pessel ini mengatakan pembangunan harus berangkat dari potensi yang dimiliki. Untuk itu seorang kepala daerah harus mampu memetakan potensi daerahnya, dan dari sanalah ia mulai bekerja membangun kesejahteraan masyarakatnya.

"Kalau dari bentangan geografi Pessel sekarang, sebenarnya kita bisa petakan dalam 5 kawasan pembangunan yang diunggulkan dan diprioritaskan," terangnya.

Lebih rinci dijelaskannya, kawasan pembangunan satu terletak di utara dengan pembangunan unggulan Wisata Mandeh. Kawasan pembangunan kedua di selatan Pessel dengan unggulan pembangunan perkebunan sawit dan pertambangan. Kawasan timur dengan unggulan pertanian yang dimekanisasi.

Sementara itu di kawasan barat sepanjang pantai dan perairan dengan unggulan perikanan skala besar/tuna dan keramba apung. Dan sepanjang jalur jalan nasional sebagai kawasan lima dengan unggulan home-home industri dan perdagangan,
 
Darizal menambahkan konsep pembangunan lima kawasan ini sangat relevan  sampai 20-25 tahun kedepan dan diberi prioritas dalam skala singkat, sedang dan panjang dan dilaksanakan secara bertahap dan berlanjut. Jadi siapa saja yang menjadi bupati dan wakil bupati perlu melanjutkan bengkalai yang ada, karena membangun kawasan memerlukan waktu yang panjang.

"Jangan ganti pemimpin, ganti pula program. Mestinya program yang sudah ada dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat ya perlu dilanjutkan. Jangan di bengkalaikan," ingatnya.

Dalam pembangunan Pessel kedepan, dikatakannya, pembangun sumber daya manusia Pessel juga harus sejalan dengan pembangunan sumber daya alam.

"Pessel membutuhkan pendidikan keterampilan yang mampu mengolah sumber daya alam yang dimiliki. Misalnya sekolah pertanian, perkebunan dan sekolah perikanan kelautan, dan yang paling penting adalah pembangunan manusia seutuhnya memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibarengi dengan pendidikan watak dan kepribadian sebagai orang minang yang mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai adat basandi syara'-syara' basandi Kitabullah (ABS-SBK)," tutupnya. (05)