Pesisir Selatan--Keseimbangan antara ketersedian Sumber Daya Alam (SDA) dengan sumber daya aparatur dalam mengelolah potensi yang dimiliki, akan memberi nilai tambah bagi daerah untuk menuju sebuah kemajuan, termasuk juga dalam mengelola sektor pariwisata.
Di Sumatera Barat (Sumbar) Kabupaten Pesisir Selatan diakui memiliki potensi yang sangat besar di sektor pariwisata. Potensi ini harus disikapi secara profesional, baik oleh masyarakat maupun oleh aparatur itu sendiri.
Dikatakan demikian, sebab ketersediaan sumber daya alam itu, tidak akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan daerah, bila para pelakunya lalai dalam menyikapinya.
Potensi besar yang dimiliki oleh Pesisir Selatan di bidang pariwisata, tidak akan besar dengan sendirinya bila tidak disikapi secara arif dan profesional.
Peran itu tidak saja dimiliki oleh pemerintah, tapi juga oleh masyarakat itu sendiri sebagai pelaku di lapangan.
Tingginya lonjakan kunjungan wisatawan ke berbagai kawasan di Pesisir Selatan, oleh daerah bukan saja hanya disikapi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Tapi juga disikapi melalui pembinaan mental masyarakat sebagai pelaku utamanya. Termasuk juga kemampuan aparatur dalam mengelola serta pengembanganya agar tidak salah arah.
Berdasarkan pengamatan penulis, kekurangan sarana dan prasarana memang masih terlihat di beberapa kawasan wisata di Pesisir Selatan.
Agar potensi dan keunggulan di bidang pariwisata lebih memberi nilai dan daya tarik lagi bagi pengunjung, sehingga pembangunanya juga perlu difokuskan oleh daerah.
Selain peningkatan kemampuan SDM pengelola, peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata juga masuk sebagai prioritas. Upaya itu memang sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Tapi di beberapa kawasan masih terlihat beberapa kekurangan yang perlu dilakukan peningkatan dan pembenahannya.
Upaya itu perlu dilakukan, sebab Pesisir Selatan sudah dijadikan sebagai salah satu daerah kunjungan favorit di Sumbar saat ini.
"Pesisir Selatan memiliki potensi pariwisata yang sangat besar di Sumbar. Semua itu memang ditunjang oleh keindahan alamnya, yang memang menjadi magnet bagi wisatawan untuk terus berdatangan. Keunikan serta pesona yang dimiliki juga tiada tandingnya dengan daerah lain,".
Selain kawasan wisata Pantai Carocok Painan, kawasan Wisata Mandeh di Kecamatan Koto XI Tarusan juga sangat digemari wisatawan.
Potensi besar itu juga dimiliki oleh kawasan wisata Jembatan Akar di Puluik Puluik dan air terjun Bayang Sani di Kecamatan Bayang Utara. Beberapa kawasan itu memiliki keunikan dan daya tarik sendiri-sendiri.
Kawasan wisata Pantai Carocok Painan, selain menyuguhkan keindahan alam dengan pasir putihnya. Dilokasi itu juga menyimpan sejarah, tepatnya di pulau Cingkuak dengan jarak 200 meter dari pantai Carocok.
Pulau Cingkuak itu memiliki situs-situs peninggalan bersejarah seperti benteng Portugis. Sedangkan di Rumah Gadang Mande Rubiah Kecamatan Lunang, pengunjung juga bisa melihat beberapa peninggalan sejarah yang saat ini masih lestari.
"Di Pantai Carocok Painan sebelum pandemi Covid-19 terjadi, lonjakan kunjungan wisata terlihat pada hari Sabtu dan Minggu. Rata-rata pengunjung itu berasal dari luar daerah dan provinsi tetangga. Berdasarkan survey dilapangan, tidak kurang dari dua ribu pengunjung memadati kawasan itu selama satu pekan,".
Agar kenyamanan bagi pengunjung lebih baik lagi, sehingga pelaksanaan pembangunan jalan lingkar dari Salido ke Pantai Carocok bisa segera dituntaskan, sebab masih ada tersisa sepanjang 200 meter lagi karena terbentur pembebasan lahan.
Dengan tembusnya ruas jalan itu nanti, maka kenyamanan pengunjung akan tercapai, terutama sekali dalam mengantisipasi kemacetan.
Selain itu, Pemkab Pessel juga diharapkan mampu menggaet investor yang berminat untuk membangun sarana hotel berbintang. Karena sarana itu memang salah satu kebutuhan yang mesti dijawab terhadap kebutuhan wisatawan, agar mereka bisa tinggal lebih lama lagi disaat berkunjung.
Namun peningkatan sarana dan prasarana itu juga harus dibarengi dengan peningkatan sikap dan perilaku masyarakat dalam memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Karena bila dua hal itu tidak sejalan, kemajuan pariwisata akan sulit dicapai.
Sebab sebagai putra daerah, penulis tidak menginginkan Pesisir Selatan ditinggalkan oleh pengunjung nantinya akibat buruknya pelayanan baik dari masyarakat maupun dari petugas di lapangan sendiri.