Ancaman Longsor Selalu Hantui Ribuan Warga Bayu
Painan,September 2012,
Kecamatan IV Nagari Bayang Utara salah satu kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan dimana pada awalnya kecamatan ini tergabung pada Kecamatan Bayang , namun pada tahun 2004 melalui perda nomor 3 tentang pembentukan kecamatan IV Nagari Bayang Utara dengan pusat pemerintahan di Asam Kumbang. Pada waktu itu empat nagari berada diwilayah tersebut yaitu Kenagarian Pulut -Pulut, Koto Ranah,Pancung Taba dan Kenagarinagan Muaro Air.
Namun setelah dilakukan Pemekaran Nagari pada 2011 lalu maka dua nagari bertambah yaitu Kenagarian Pulut Pulut Selatan dan Kenagarian Limau Gadang Pancung Taba.
Kecamatan itu sebagian besar penduduknya tinggal dipinggir perbukitan yang ancaman bencana longsor selalu mengintai ribuan jiwa warga kecamatan Bayang Utara( Bayu) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), karena mereka bermukim pada zona berbahaya.Dan kebanyakan dari mereka berada di beberapa nagari yang daerah pemukiman yang padat penduduk,dikuatirkan bila curah hujan tinggi musibah longsor bisa saja terjadi.
Menurut pantauan, daerah pemukiman masyarakat yang berada di daerah zona merah itu antara lain, Kampung Taratak Baru, Kampung Calau, Kampung Limau Limau, Ngalau Gadang, dan kampung Dilan yang masih masuk dalam katagori desa tertinggal.
Daerah ini sulit di jangkau kendaraan roda ampat dan roda enam, pasalnya ada sebagian kampung tersebut hanya memiliki jalan setapak karena medannya berada pada lereng perbukitan, kondisi ini tidak bisa dielakan disebabkan sudah diwariskan oleh nenek moyang mereka secara turun temurun
Salah seorang warga Limau limau Nurdin 45 mengakui daerah pemukimannya rawan akan bahaya bencana, namun masyarakat akan tetap tinggal pada daerah ini yang dinilainya cukup subur dalam sektor pertanian dan perkebunan, hal inilah yang membuat masyarakat untuk menetap dan membangun rumah.
Pembangunan ini pada awalnya hanya berupa pondok kemudian berubah menjadi pemukiman masyarakat.Masyarakat tidak peduli akan resiko dan dampak yang bakal terjadi serta tidak takut akan bahaya yang mengancam, kondisi ini diperkuat karena pemukiman mereka dekat dengan daerah perladangan yang merupakan sebagai sumber pendapatan masyarakat tani.
"Kekuatiran masyarakat yang berlokasi didaerah rawan bencana itu tetap ada, namun tidak bisa berbuat banyak, pasalnya di daerah itu sudah dibangun rumah , maka untuk meninggalkan daerah yang selama ini dihuni itu akan sulit, kendatipun terjadi bencana seperti halnya di Kampung Calau beberapa tahun lalu yang banyak jatuh korban harta benda maupun jiwa," ujarnya (07)(07)