Painan, Maret ----
Komoditi buah Pala di berbagai pasar tradisional di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) mengalami penurunan harga dari Rp 50 ribu per kg menjadi Rp 37 ribu per-kg di tingkat pedagang pengencer. Turunnya harga komoditi ini membuat bingung para petani di daerah ini.
Salah seorang petani di Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan Yandri mengakui, anjloknya harga pala sangat mempengaruhi terhadap ekonomi keluarga, apalagi kondisi saat ini segala sesuatu kebutuhan memerlukan dana, kemudian selama ini komoditi buah pala merupakan andalan ekonomi masyarakat tani yang bergerak dalam sektor perkebunan.
Dengan anjloknya harga buah pala, masyarakat tani kini enggan memanen buah pala miliknya, sebagian besar memilih menunggu harganya meningkat di pasaran, dengan murahnya harga buah pala banyak dikalangan petani sementara alih usaha yang mendatangkan hasil dimaksud untuk memenuhi tuntutan ekonomi yang serba komplek saat ini.
Mahmud pedagang pengumpul buah pala mengakui, faktor yang menyebabkan turunnya harga buah pala di sebabkan kurangnya permintaan pasar sebagai komoditi eksport keluar negeri, kondisi ini juga menyulitkan pedagang untuk mendapatkan buah pala dari tingkat petani.
Di kecamatan Bayang dan kecamatan Koto XI Tarusan, kecamatan Bayu merupakan daerah penghasil buah pala terbanyak di Pessel, sejak harganya murah masyarakat tidak lagi melakukan panen karena rugi, apalagi tidak seimbang antara pengeluaran dan penghasilan yang mereka peroleh, kondisi ini memberikan imbas yang sangat signifikan terhadap keterpurukan ekonomi masyarakat yang bergerak dalam sektor perkebunanan.
Petani di daerah ini berharap agar komoditi buah pala harganya kembali naik dipasaran, karena produksi buah pala merupakan tulang punggung kehidupan masyarakat, dengan tingginya harga jual buah pala oleh petani tentu krisis ekonomi akan dapat diatasi dan berbagai pembangunan akan meningkat di daerah ini. (07)