Pesisir Selatan – Kasus keracunan makanan yang menimpa sejumlah pelajar akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu daerah di Pulau Jawa menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.
Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, langsung menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk memperketat pengawasan terhadap makanan yang disajikan dalam program serupa di daerahnya, yakni Satuan Penyediaan Pangan Gizi (SPPG).
“Mengingat adanya peristiwa pelajar yang keracunan usai mengonsumsi makanan dari MBG, saya minta Dinas Kesehatan meningkatkan pengawasan di semua SPPG. Hal ini penting agar makanan yang dikonsumsi pelajar benar-benar sehat dan sesuai dengan porsi yang cukup,” tegas Hendrajoni saat ditemui di Painan, Selasa (30/9).
Menurutnya, program penyediaan makanan bergizi bagi pelajar harus menjadi solusi untuk menambah energi dan mendukung tumbuh kembang anak, bukan justru menimbulkan masalah kesehatan. Oleh sebab itu, setiap tahapan mulai dari pemilihan bahan hingga penyajian wajib diawasi dengan cermat.
Instruksi tersebut disambut serius oleh Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, Agustina Rahmadani. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah memperkuat sistem pengawasan, bahkan sejak sebelum kasus di Pulau Jawa mencuat.
“Kami melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas di setiap kecamatan untuk memastikan proses di SPPG berjalan sesuai standar. Mulai dari bahan makanan, cara memasak, hingga porsi yang diberikan kepada pelajar tidak luput dari pemantauan,” jelas Agustina.
Ia menambahkan, upaya ini dilakukan demi mencegah terjadinya kasus serupa di Pesisir Selatan. “Kita bergerak cepat untuk memastikan makanan yang disajikan benar-benar aman dan sehat,” lanjutnya.
Saat ini, di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 11 SPPG yang sudah beroperasi. Seluruhnya, menurut Agustina, berada dalam pengawasan ketat dengan standar gizi yang telah ditetapkan.
Selain pengawasan rutin, pihak Dinas Kesehatan juga memberikan edukasi kepada pengelola SPPG mengenai standar kebersihan dapur, penyimpanan bahan makanan, serta pola penyajian agar makanan tetap higienis.
Agustina menilai kerja sama antara petugas kesehatan, pengelola SPPG, dan pihak sekolah sangat penting. Dengan sinergi tersebut, maka setiap pelajar bisa mendapatkan makanan sehat yang mendukung konsentrasi belajar.
Bupati Hendrajoni pun menegaskan kembali bahwa pemerintah daerah tidak akan mentolerir kelalaian dalam penyediaan makanan bergizi bagi pelajar. “Program ini adalah investasi jangka panjang bagi generasi kita. Jangan sampai karena lalai dalam proses, anak-anak kita justru menjadi korban,” tutupnya.