• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

08 September 2013

351 kali dibaca

Buta Huruf Masih Ganjal Pessel Untuk Keluar dari Ketertinggalan

Painan, September 2013.   

Untuk keluar dari status tertinggal, Pessel masih diganjal oleh tingginya angka buta huruf. Angka buta huruf didaerah ini masih diatas 6000 orang. Dengan demikian, Pessel pesimis dapat keluar dari status tertinggal.

Bupati Pessel Nasrul Abit saat peresmian Pasr Induk Silaut menyebutkan, selain membuka akses transportasi, ekonomi dan kesehatan bagi kawasan tertinggal, maka salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat keluar adalah tidak adanya warga yang buta huruf.

"Setiap tahun memang terjadi penurunan angka buta huruf. Misalnya tahun 2010 sekitar 9000 orang kemudian mengerucut menjadi 8000 orang. Data terakhir angka buta huruf tersisa sekitar 6000 orang. Ini menjadi kendala utama bagi Pessel untuk keluar dari kategori tertinggal," katanya.

Untuk itu, warga Pessel yang masih buta huruf diimbau untuk segera bergabung dengan kelompok kelompok belajar aksara yang ada di masing masing kecamatan.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan menargetkan sebanyak 20 dari 76 kampung tertinggal di kabupaten itu lepas dari ketertinggalan pada tahun ini.

Disebutkannya Pesisir Selatan memiliki 76 kampung tertinggal dari 482 kampung yang ada. 76 kampung itu masih belum memiliki infrastruktur yang memadai, seperti belum tersedianya jalan, belum ada jaringan listrik dan ketersediaan air bersih.

"Kami memang manargetkan tahun 2014 kabupaten ini lepas dari status daerah tertinggal. Tahun 2013, sebanyak 20 kampung dari 76 yang tertinggal kita targetkan berstatus lepas dari daerah tertinggal dengan melengkapi berbagai infrastruktur yang dibutuhkan," katanya.

Untuk mengejar target tersebut, pemkab setempat akan melakukan intervensi pembangunan terhadap infrastruktur pada daerah tertinggal tersebut melalui berbagai program seperti pembangunan air bersih, listrik, dan sarana prasarana lainnya seperti jalan, jembatan serta peningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Dalam melakukan intervensi tersebut akan disusun program sesuai situasi dan kondisi kampung yang bersangkutan, seperti permasalahan yang ada serta memperhatikan potensi yang dimiliki. (09)