Painan,Januari--Cuaca ekstrem beberapa waktu ini menekan penghasilan para nelayan. Angin Selatan yang berhembus tidak meÂnenÂtu mempengaruhi kondisi air laut, mengalir deras, jernih dan diÂngin. “Ini lebih dirasakan oleh neÂlayan tradisional. Kalau nelaÂyan yang sudah agak modern tiÂÂÂdÂak terlalu masalah,
Seorang nelayan Tarusan Zainal mengungkapkan , semakin seÂring angin Selatan berÂhembus akan semakin meÂngurangi pengÂÂhÂasilan mereka. Sampai-samÂÂpai tidak memiliki pengÂhaÂsiÂlan seperti yang dialami seÂbaÂgian besar nelayan tradisional. TerÂÂÂutama pemancing, penÂjaÂring dan nelayan yang meÂnangÂkap ikan dengan jala.
Sementara bagi nelayan yang melaut dengan perahu paÂyang, bot tondo dan kapal, maÂsih dapat bersahabat deÂngan cuaÂca sekarang. Hanya saja ikan-ikan tangkapan yang diÂdaÂpat, kaÂtanya, tidak meÂnentu. LeÂÂbih diÂdominasi oleh ikan-ikan lauk kaÂrang, seperti ikan Piek, BaraÂcuang, Paca baruak, dan ikan lain yang tidak seraÂgam.
Dia sendiri mengaku, sejak tiga hari ini tidak mendapat pengÂhasilan apa-apa. Akan teÂtaÂÂpi tetap melaut karena meÂmang tidak ada pilihan lain. “HaÂsilnya nol untuk hari tadi,†paparnya.
Senada disampaikan Slamet nelayan Painan, dua derita menyerang nelayan secara beÂruntun selama dua pekan di Januari ini.,Disisi lain disayangkan neÂlaÂyan kondisi itu tiba ketika meÂreka belum lama ini menÂdapat banÂtuan. Terpaksa sebagian neÂlayan menggantung pukat dan jÂaÂlanya. Mereka beralih ke peÂkerÂjaan lain, seperti menjadi tukang ojek. Mereka mengaku saÂngat terbantu. “Karena konÂdiÂsinya seperti ini, terpaksa seÂbagian anggota kelompoknya meÂmilih untuk belum mengÂguÂnaÂkan bantuan terÂsebut. MeÂreÂka takut alat rusak tanpa hasil.
Senasib dengan Nelayan di Karang Pauh Bayang, Nelayan tradisional di sana masih mampu meraih pengÂhasilan Rp 100 ribu sehari. SaÂlah seorang nelayan, Usman, 65 mengaku, penghasilan itu maÂsÂih rendah. Sebab untuk satu kali melaut nelayan harus meÂngeÂluarkan modal sekitar Rp 50 ribu. Bahan bakar saja minimal 6 liter sekali melaut. Jika mereka melaut berdua, harus dibagi dua orang. Lebih menyakitkan lagi jika perahu mereka sewa.(07)